Lihat ke Halaman Asli

Zainal Mustofa Misri

Konten Kreator, Aktivis Sosial

Menelisik Gerbang Bertuliskan Aksara Tiongkok di Kota Serang, Banten

Diperbarui: 17 Agustus 2025   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang Proyek Kawasan Industri di Kota Serang bertuliskan aksara Tiongkok, Sumber: Bantennews.co.id

SERANG KOTA---Sebuah pemandangan tak biasa berdiri kokoh gapura bertuliskan aksara Tiongkok “Kota Industri Xia, Shang, dan Zhou” (夏商周工业城市)" di tengah hiruk pikuk proyek mega industri di Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Sebuah gapura besar dengan aksara Tiongkok mencolok menyambut siapa saja yang melintas. Proyek yang digadang-gadang berafiliasi dengan Agung Sedayu Group ini seolah menjadi manifestasi dari narasi sejarah dan ambisi ekonomi Tiongkok yang merambah hingga ke jantung Provinsi Banten.


Gapura itu bukan sekadar penanda lokasi, melainkan sebuah artefak bahasa yang sarat makna. Ia mengumumkan kehadiran "Kota Industri Xia, Shang, dan Zhou" (red). Bagi mata awam, nama ini mungkin terdengar eksotis. Namun, bagi mereka yang akrab dengan sejarah Tiongkok, nama ini adalah deklarasi ambisi yang luar biasa. Ia merujuk pada tiga dinasti pertama yang meletakkan fondasi peradaban Tiongkok, sebuah periode yang secara kolektif dikenal sebagai San Dai.


Menariknya, pemasangan gapura ini bertepatan menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Meskipun sempat viral dan menuai sorotan, pengelola proyek menginformasikan bahwa tulisan aksara Tiongkok tersebut bersifat sementara dan akan diganti dengan Bahasa Indonesia setelah bulan Agustus.


Proyek ini memang terbilang masif, dengan luas lahan mencapai 242 hektare yang akan dirancang sebagai kawasan industri terintegrasi. Truk-truk pengangkut tanah hilir mudik beroperasi siang malam, meratakan lahan yang konon akan menampung lima pabrik, yakni pabrik sepatu, boneka, sepeda listrik, spandek, dan kosmetik.


Membedah Nama Penuh Sejarah: Narasi Tiga Dinasti Tiongkok di Tanah Banten
Penggunaan nama Xia, Shang, dan Zhou bukanlah kebetulan. Ini adalah pilihan strategis yang bertujuan untuk memancarkan aura historisitas, keagungan, dan keabadian. Dengan mengasosiasikan diri pada tiga dinasti awal, proyek ini seolah ingin menegaskan bahwa ia bukan sekadar pembangunan komersial biasa, melainkan sebuah proyek yang dibangun untuk bertahan lama, kokoh, dan fundamental.

1. Dinasti Xia: Titik Awal Mitos dan Sejarah Dalam konteks modern

Penggunaan nama "Xia" bisa diinterpretasikan sebagai klaim atas posisi awal, sebuah proyek pionir. Proyek ini diposisikan sebagai fondasi, titik nol, dari sebuah "kota industri" yang diharapkan akan berkembang pesat. Sebagaimana Dinasti Xia (sekitar 2070--1600 SM) yang dianggap sebagai dinasti pertama Tiongkok, proyek ini juga ingin menjadi inisiatif yang pertama dan terpenting.


2. Dinasti Shang: Kemajuan Perunggu dan Lahirnya Aksara


Memasukkan nama "Shang" (sekitar 1600--1046 SM) ke dalam sebuah proyek industri membawa konotasi kemajuan dan inovasi. Dinasti ini adalah simbol dari peradaban yang berteknologi maju pada masanya, ditandai dengan penggunaan perunggu dan pengembangan sistem penulisan aksara. Dengan menyebut "Kota Industri Shang," pengembang secara tersirat mengklaim bahwa proyek mereka akan menjadi pusat teknologi dan perkembangan, setara dengan peran Dinasti Shang dalam sejarah Tiongkok kuno.
 

3. Dinasti Zhou: Masa Keemasan Filosofi dan Sistem Politik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline