Siapa sih yang tidak suka camilan atau jajanan manis? Apalagi anak-anak yang masih duduk di bangku SD (Sekolah Dasar), pasti mereka sangat menyukai sesuatu yang manis dan gurih.
Saya yakin, kamu juga tak jarang melihat banyak pedagang keliling yang mangkal di depan sekolah. Saat bel istirahat berbunyi, anak-anak langsung berjalan menuju pedagang untuk membeli mainan atau jajanan di depan sekolah.
Namun, apakah kamu pernah mendengar atau menikmati gulali jadul atau rambut nenek? Nah, di event Bulan Bahasa KPB, saya ingin mengajak kamu mengenal kedua jajanan manis yang populer pada zamannya dulu. Yuk, mari simak!
Gulali Jadul, Nggak Cuma Manis, Tapi Kreatif
Siapa nih yang pernah melihat dan mencicipi manisnya gulali jadul? Kalau kamu sering menikmatinya dulu, berarti kamu sama dengan saya, lahir sebelum Gen Z, hahaha.
Gulali jadul merupakan permen gulali yang dapat dibentuk sesuai selera, bahkan kamu bisa request ke Abang Pedagang, lho. Saat dibuat bentuk gulalinya cair, kemudian mulai mengental dan bentuknya berubah menjadi padat.
Bentuk umum yang sering dibuat seperti dot, ayam, terompet, burung, dan sebagainya. Jajanan ini nggak cuma manis, tetapi bisa mengeluarkan suara saat ditiup.
Sayangnya, jajanan manis gulali jadul sudah sangat langka, sangat jarang ditemukan. Sejak saya pindah kembali ke Jakarta, baru dua kali menikmati gulali jadul. Itu pun secara tidak sengaja.
Pertama, saya bertemu kembali dengan pedagang gulali jadul beberapa tahun lalu. Saat sedang mampir ke pasar, saya melihat seorang pedagang jajanan sedang berkeliling sembari memikul dagangannya. Ketika saya perhatikan, ternyata itu gulali jadul. Saya langsung meminta suami memberhentikan motor, segera membelinya untuk saya dan anak.
Waktu itu, kami memilih bentuk terompet dan burung. Anak pertama saya langsung tertarik pada bentuknya. Ia begitu kegirangan saat mengetahui, ternyata gulali jadul bisa mengeluarkan suara saat ditiup. Sedihnya, saking menikmati manisnya gulali jadul, ia menghabiskan semuanya. Ibunya hanya mencicipi sedikit saja, hiks.