Apakah kamu pernah mengikuti tantangan menulis dalam 30 hari atau 60 hari? Misalnya, setiap bulan ramadan, Kompasiana selalu diramaikan dengan event Ramadan Bercerita. Event ini mengajak kita semua untuk aktif menulis minimal satu artikel setiap hari, dan total 30 artikel minimal selama ramadan. Atau, apakah kamu pernah menulis buku dalam waktu 60 hari atau 90 hari?
Kemarin, ada teman yang bertanya, bagaimana cara saya menyelesaikan sebuah buku dalam waktu singkat?
Ini cerita saya, saat menulis buku perdana. Cerita tentang proses penulisan buku yang akhirnya selesai dalam waktu dua bulan. Dan bagaimana langkah praktis untuk menyelesaikan buku dalam waktu singkat?
Pengalaman Menulis Buku dalam 60 Hari
“Apa bisa ya, menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat?”
Ini salah satu hal yang pertama saya pikirkan, ketika mendapatkan tawaran menjadi freelance writer untuk menyelesaikan sebuah buku.
Sejujurnya, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat. Apalagi, saya bukan tipe orang yang dapat mengembangkan tulisan dalam waktu cepat.
Bahkan butuh waktu hampir sehari untuk menulis sebuah artikel di Kompasiana. Seperti yang teman-teman ketahui, sebulan pun saya hanya menulis artikel paling banyak 5 - 10 artikel, hehe.
Hmm, apa bisa ya? Keraguan itu sempat saya rasakan. Pada akhirnya, saya menerima tawaran tersebut. Alasannya? Tulisan ini tentang saya sendiri. Saya ingin menuangkan pengalaman sendiri saat menjadi customer service, seller, dan customer dalam buku, “Customer Service Excellence”.
Bukannya kemarin bilang menulis dalam 1,5 bulan, ya? Kenapa sekarang menjadi 60 hari?