Stadion Baning Sintang sudah tampak ramai meski waktu baru menunjukkan pukul 15.40 WIB. Area stadion ini memang dimanfaatkan warganya untuk berolah raga atau pun berlatih menyetir. Sore ini tampak beberapa orang sedang berlari kecil, ada pula yang sekadar berjalan kaki. Beberapa bahkan bercucuran keringat dan tampak lelah.
Hari ini suhu udara Sintang berkisar antara 33 sampai 35 derajat celsius. Matahari tampak sedang senang-senangnya memancarkan sinarnya. Seolah ingin sekali menunjukkan kuasanya. Awan berarak bersama-sama tertiup angin. Terkadang mendekat terkadang menjauh ke matahari. Sesekali awan hendak menutupi sinar mentari yang teriknya luar biasa.
“Hei! Minggir! Jangan halangi sinarku!” mentari bersuara lantang.
“Tapi sinarmu hari ini terlalu terik, kasian mereka. Coba lihat mereka kepanasan,” ucap awan I sembari menatap beberapa orang yang sedang berolah raga mengelilingi stadion dengan terengah-engah.
“Aku tidak mau tahu! Kau tahu bahwa akulah rajanya, jadi jangan coba-coba halangi sinarku! Biar penduduk bumi merasakan teriknya hari ini. Dan aku tak akan mengurangi sinarku sampai senja berlalu nanti,” ucap mentari angkuh. Dengan kasarnya dia mengusir awan yang mendekat. Awan pun menjauh, tak ingin dia terlibat pertengkaran dengan sang raja siang itu.
Awan II mendekat ke arah awan I dan mereka pun berbincang.
“Dia memarahimu?” tanya awan II. Awan I mengangguk.
“Angkuh sekali dia,” lanjut awan II.
“Aku kasihan sekali dengan penduduk bumi, lihat wanita yang mengenakan jaket merah, wajahnya semerah jaketnya. Aku takut kalau-kalau dia pingsan nantinya,” ucap awan I. Awan II memperhatikan wanita yang tengah dibicarakan oleh awan I, ia pun turut iba.
“Bagaimana kalau kita bergerak ke atasnya dan melindunginya dari sinar si mentari yang terik ini,” awan II memberikan usul.
“Aku setuju dengan usulmu, ayo kita bergerak,” sambut awan I. Mereka pun mulai bergerak ke atas wanita berjaket merah tadi dan hendak melindunginya dari teriknya mentari. Sejenak sang wanita tersenyum karena awan bergerombol melindunginya dari sinar matahari yang mematikan itu.