Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reshuffle di Sore Hari; Ketika Loyalitas Menggeser Keheningan dan Publik Bertanya Arah

8 September 2025   17:14 Diperbarui: 8 September 2025   17:44 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tangkapan layar KompasTV Life

Sore ini, di bawah langit Jakarta yang mulai merunduk, Presiden Prabowo Subianto melantik enam tokoh baru dalam reshuffle Kabinet Merah Putih. 

Lima menteri diganti, satu kementerian baru dibentuk. Bukan hanya soal nama, tetapi soal arah: ke mana bangsa ini hendak dibawa, dan siapa yang dipercaya untuk mengemudikannya?

Keterangan gambar: Momen pelantikan menteri Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, 8 September 2025. Dalam keheningan yang khidmat, reshuffle ini menandai arah baru pemerintahan: cepat, tegas, dan penuh kalkulasi.  

(Sumber: KOMPAS TV LIVE -- Tangkapan layar siaran resmi)

Sri Mulyani, sosok yang selama ini menjadi jangkar fiskal Indonesia, digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan. Pergantian ini bukan sekadar teknis. Ia mencerminkan pergeseran dari kehati-hatian makroekonomi menuju eksekusi fiskal yang lebih cepat dan politis. 

Di tengah tekanan inflasi dan janji kampanye yang menuntut realisasi segera, Prabowo tampaknya memilih pendekatan yang lebih pragmatis daripada akademis.

Budi Arie Setiadi, yang sebelumnya memimpin Kementerian Koperasi dan UKM, digantikan oleh Ferry Juliantono, tokoh yang lebih dekat dengan basis ekonomi kerakyatan dan organisasi tani. Ini bukan hanya soal efisiensi birokrasi, tetapi soal akomodasi politik dan penguatan simpul-simpul grassroots yang selama ini menjadi tulang punggung elektabilitas.

Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, digeser oleh Mukhtarudin, anggota DPR yang selama ini aktif di Komisi XII. 

Di tengah krisis migran dan sorotan terhadap perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, pergantian ini bisa dibaca sebagai respons terhadap tuntutan publik yang semakin lantang.

Yang paling simbolik adalah lahirnya Kementerian Haji dan Umrah. Gus Irfan, atau Mochamad Irfan Yusuf, dilantik sebagai menteri perdana, didampingi oleh Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai wakilnya. 

Di balik nama-nama ini, tersimpan harapan dan kekhawatiran. Harapan akan pelayanan ibadah yang lebih manusiawi dan spiritual. Kekhawatiran bahwa kementerian ini bisa menjadi ladang tarik-menarik kepentingan politik dan logistik.

Menko Polhukam juga mengalami pergeseran. Budi Gunawan digantikan oleh Sjafrie Sjamsoeddin, yang kini merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan. Ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi soal konsolidasi kekuatan keamanan nasional di tangan satu figur yang dipercaya penuh oleh Presiden.

Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga, telah pamit. Namun hingga artikel ini ditulis, penggantinya belum diumumkan. Publik menunggu, dan dalam penantian itu, tersimpan pertanyaan: apakah reshuffle ini akan berlanjut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun