Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

17+8 Tuntutan Rakyat: Sebuah Catatan dari Pinggir Jalan Demokrasi

3 September 2025   07:57 Diperbarui: 5 September 2025   06:57 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Di tengah gemuruh sirene dan langkah kaki yang berbaris di aspal ibu kota, suara rakyat tak lagi hanya bergema di jalanan. 

Ia telah menjelma menjadi dokumen: 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang disusun bukan oleh elite, melainkan oleh mereka yang selama ini berdiri di pinggir jalan demokrasi.

Tuntutan ini bukan sekadar daftar. Ia adalah cermin dari kelelahan kolektif, dari harapan yang tak kunjung dijawab, dan dari keberanian untuk menyusun ulang arah bangsa. 

Di saat negara semakin gemuk dengan jabatan dan lembaga, rakyat justru semakin kurus secara ekonomi, secara representasi, dan secara martabat.

Dan kini, menjelang tenggat 5 September 2025, pertanyaannya bukan lagi apakah pemerintah mampu menjawab. Tapi apakah mereka mau mendengar.

17+8 Tuntutan Rakyat: Peta Jalan yang Diabaikan

Tahun ini, rakyat telah menyusun 17+8 Tuntutan---sebuah dokumen moral yang lahir dari luka, harapan, dan keberanian. Tuntutan itu bukan sekadar daftar, tapi cermin: tentang DPR yang harus transparan, tentang aparat yang harus berhenti memukul, tentang buruh yang harus dilindungi, bukan dipolitisasi.

Namun, alih-alih menjawab, pemerintah justru mengumumkan pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional (DKBN) dengan status setara menteri. Rangkap jabatan di BUMN tetap jalan. Tunjangan DPR naik. Polisi yang luka saat demonstrasi diberi pangkat luar biasa.

Apakah ini respons terhadap tuntutan? Atau justru pengalihan?

Tenggat yang Mendekat, Pemerintah Masih Diam?

Yang membuat situasi semakin genting adalah kenyataan bahwa deadline 17 Tuntutan Rakyat jangka pendek akan jatuh tempo pada 5 September 2025, hanya dua hari lagi. Tenggat ini bukan sekadar tanggal, melainkan ujian: apakah pemerintah benar-benar mendengar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun