Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga dan Freelance Writer

Emak-emak hobi menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Penulis buku Customer Service Excellence (2025). More info: https://msha.ke/airanilistia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

PUAN untuk Riau, Membersamai Ibu Sukses Menyusui

8 September 2025   15:28 Diperbarui: 8 September 2025   15:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pelatihan konseling PUAN - PERINASIA (Sumber: Instagram/puanofficial)

“Sebuah gerakan kecil mungkin terlihat sepele. Namun, dapat membangkitkan gerakan-gerakan lain yang membuat dampak besar bagi banyak orang.”

Problematika hadir di tengah masyarakat Indonesia pada tahun 2010. Dahulu pembahasan mengenai ASI (Air Susu Ibu), hanya menjadi perbincangan para ibu dan perempuan. Kini semua mulai berubah. Bahasan ini tidak terbatas diketahui oleh perempuan, tetapi sangat perlu diketahui oleh semua kalangan masyarakat, terutama oleh para ayah, dan keluarga yang sedang menanti atau baru saja dianugerahi buah hati.

Banyak perempuan masih mengalami kesulitan dalam pemberian ASI, sehingga tidak maksimal, bahkan gagal dalam pemberian ASI eksklusif. Sebagai ibu yang masih memberikan ASI, saya sangat mengetahui, menyadari, dan memahami kesulitan seorang ibu muda dalam proses pemberian ASI.

Saya merasakan tantangan dan menyadari sulitnya proses menyusui secara langsung. Ini bukan persoalan sederhana, tetapi mengenai emosional, fisik, dan sistem yang mendukung untuk seorang ibu. Meskipun sekarang tahun 2025, permasalahan tentang pemberian ASI eksklusif masih terus dihadapi oleh semua ibu, dan perempuan.

Sejalan dengan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang menunjukkan fakta, pemberian ASI pada bayi berusia sebelum enam bulan di Indonesia hanya berada pada angka 15,3%. Persentase yang sangat memprihatinkan. Sebab, kesadaran masyarakat untuk mendorong pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah.

Seorang ibu, Yulia Andriani yang sekarang berprofesi sebagai tenaga pendidik di Universitas Riau, sudah menyadari masalah yang terjadi mengenai kurangnya dukungan untuk ibu menyusui, khususnya di daerah Pekanbaru sejak 2010. Bersama teman-teman sesama ibu, membangun komunitas di Pekanbaru bernama PUAN (Perempuan untuk ASI dan Anak). Komunitas di Riau yang memperhatikan masalah ibu menyusui sebagai hal yang sangat serius. Memberikan dukungan penuh kepada seorang ibu yang sedang berjuang mengASIhi.

Kelahiran PUAN di Pekanbaru

Foto Kak Yulia dan para pengurus PUAN (Sumber: Dokumentasi Pribadi Yulia Andriani)
Foto Kak Yulia dan para pengurus PUAN (Sumber: Dokumentasi Pribadi Yulia Andriani)

“Saya hanya menginisiasi, tetapi yang mengembangkan dan membangun PUAN adalah kami semua bersama-sama,” ujar Kak Yulia.

Ya, itu yang diucapkan pertama oleh Kak Yulia, sapaan akrabnya dalam tanya jawab ringan melalui WhatsApp secara personal pada September ini. PUAN (Perempuan untuk ASI dan Anak) merupakan sebuah komunitas yang dikembangkan, dan dibangun bersama-sama para ibu yang menyadari tentang pentingnya dukungan untuk ibu menyusui di Pekanbaru, Riau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun