Cakap-Cakap Bersama Wakil Menteri Desa Ahmad Riza Patria
Pertemuan singkat seringkali menyimpan kesan yang mendalam. Bahkan, satu kalimat sederhana bisa memberi semangat baru untuk terus berjuang. Itulah yang saya rasakan saat berbincang dengan Wakil Menteri Desa, Ahmad Riza Patria.
Dalam percakapan itu, saya menyampaikan, "Bang, saya sudah berjuang. Dua kali saya memohon untuk bisa masuk dalam kepengurusan PB HMI, tetapi belum berhasil. Kini saya berjuang lagi, Bang. Jika suatu saat saya berhasil jebol menjadi pengurus, saya akan datang menemui Abang
Beliau menatap, tersenyum, lalu menjawab singkat, "Iya..."
Ucapan sederhana, namun terasa sebagai restu sekaligus dorongan moral. Saya menutup percakapan itu dengan ucapan terima kasih.
Bagi saya, seorang menteri tidak hanya dipandang dari posisinya di pemerintahan, melainkan juga dari bagaimana ia memaknai perjuangan dan tanggung jawab. Seorang pemimpin di level kementerian seharusnya memiliki cara pandang revolusioner: berpikir jauh ke depan, melampaui kepentingan sesaat, dan menjadikan kemaslahatan umat serta kemajuan bangsa sebagai orientasi utama.
Refleksi ini sejalan dengan sejarah panjang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sejak berdiri pada 5 Februari 1947, HMI menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya intelektual, aktivis, dan pemimpin bangsa. Kepercayaan publik terhadap HMI sangat tinggi, khususnya dari segi intelektual, karena terbukti melahirkan tokoh-tokoh nasional yang berkontribusi besar bagi kemajuan Indonesia.
Oleh sebab itu, perjuangan individu untuk berkhidmat di HMI bukanlah perkara pribadi semata, melainkan bagian dari tradisi intelektual yang berkesinambungan. Kegagalan berulang kali justru menjadi ujian konsistensi, kesabaran, dan komitmen dalam memperjuangkan nilai yang lebih besar: kemaslahatan umat dan kejayaan bangsa.
Sekian
Momen singkat bersama Ahmad Riza Patria itu mengajarkan saya satu hal: inspirasi tidak selalu lahir dari pidato panjang, melainkan bisa hadir dari kata-kata sederhana seorang pemimpin. Karena pada akhirnya, sejarah telah membuktikan, gerakan intelektual dan moral yang dibangun melalui HMI adalah modal besar bagi masa depan bangsa.