Lihat ke Halaman Asli

Antoni Wijaya

Penulis blog, creative writer

Membongkar Skema Ponzi EBT Chevron: Tipu Muslihat yang Renggut Miliaran Rupiah.

Diperbarui: 17 Juli 2025   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Canva Premium

EBT Chevron, sebuah skema yang awalnya dibungkus dengan narasi investasi energi terbarukan, kini terkuak sebagai skema ponzi yang telah menjerat ribuan korban di Indonesia. Meski dari awal sejumlah pemain awal sudah mengetahui bahwa sistem ini hanyalah kedok penipuan, mereka tetap memilih diam---bahkan aktif mengajak orang-orang yang kurang memahami dunia investasi untuk ikut bergabung, demi keuntungan pribadi.

Pada tanggal 7 July 2025, skema ini sudah mencapai titik kulminasi penipuan. Aliran dana yang dulu lancar kini mandek. Pembayaran mulai tersendat, dan korban-korban mulai berjatuhan. Total kerugian yang dialami para anggota diperkirakan telah mencapai miliaran rupiah, dan kemungkinan untuk mendapatkan kembali dana tersebut nyaris tidak ada.

Bahkan, walaupun sudah jatuh tertimpa tangga, orang-orang dibalik layar EBT Chevron ini masih saja bermaksud mengeruk uang anggotanya dengan iming-iming dana cair dengan membayar sejumlah uang berdalih pajak dan pengawasan OJK, Bappebti dan lain-lain.

Di balik layar Skema Ponzi EBT Chevron

Di balik layar, EBT Chevron dikelola oleh beberapa individu yang dikenal dengan nama Kirana, Harapan, Elsa, dan Rina. Nama-nama ini kini mulai ramai dibicarakan di berbagai forum dan grup komunitas, seiring dengan semakin banyaknya korban yang mencari kejelasan dan keadilan.

Menilik ke sisi teknis, situs EBT Chevron tercatat berada di server milik Alibaba Cloud di Tiongkok, namun anehnya, data registrasi domain menunjukkan alamat dan identitas dari Indonesia. Kombinasi ini memperkuat dugaan bahwa skema ini dirancang agar sulit dilacak dan memperkecil kemungkinan pelacakan hukum lintas negara.

Hingga saat ini masih banyak anggota yang berharap uang mereka akan kembali. Harapan yang manusiawi, namun sayangnya tidak realistis. Dalam skema ponzi, ketika aliran dana dari anggota baru berhenti, runtuhnya sistem hanyalah persoalan waktu.

Kisah EBT Chevron menjadi pengingat pahit betapa pentingnya literasi keuangan di era digital. Janji manis imbal hasil besar sering kali menyembunyikan jebakan yang mematikan. Sudah saatnya publik lebih waspada dan tidak mudah tergiur dengan tawaran yang terdengar terlalu indah untuk jadi kenyataan.

Antara Kesadaran dan Nafsu: Pelajaran dari Skema Ponzi EBT Chevron

Tidak semua yang terlibat adalah korban yang tidak tahu-menahu. Faktanya, sebagian anggota justru telah mengetahui sejak awal bahwa EBT Chevron adalah skema Ponzi. Namun, dengan dalih "memanfaatkan peluang", mereka tetap masuk ke dalam sistem dengan harapan bisa bermain cepat dan keluar sebelum semuanya runtuh.

Sayangnya, skenario tersebut jarang berjalan sesuai rencana. Banyak yang akhirnya kalah strategi dan ikut terjebak dalam pusaran kerugian. Dalam skema ponzi, waktu adalah segalanya. Mereka yang datang belakangan, atau terlalu lama bertahan, hampir selalu berakhir dengan tangan kosong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline