Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Sampai Kapan Prabowo Berhenti Mempermainkan Emosi Publik?

Diperbarui: 16 Februari 2019   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daging dan Beras (Gambar: jambiupdate.co)

Prabowo kembali menyampaikan pernyataan yang memancing emosi publik, harga beras dan daging di Indonesia termahal di dunia. Hal ini beliau ungkap saat berkampanye di Blora, Jawa Tengah (Kamis, 14 Februari 2019).

"Beras di Indonesia jadi salah satu tertinggi di dunia. Demikian daging juga tertinggi di dunia. Daging ayam tertinggi di dunia. Perjuangan kami adalah untuk kita perbaiki keadaan ini dengan segera," ungkap Prabowo di hadapan para pendukungnya.

Padahal saya masih menunggu konfirmasi jujur berdasarkan fakta dan data valid atas ucapan beliau terkait adanya ribuan temuan bukti kebocoran anggaran negara, di mana perkiraan saya akan sulit beliau jelaskan.

Saya yang cukup meluangkan waktu mengikuti setiap pernyataan beliau di berbagai tempat dan media sesungguhnya tidak terlalu berharap untuk itu, karena memang saya tahu jawaban beliau kerap jarang memuaskan. Tetapi tidak masalah, beliau masih punya waktu, dan kalau bisa sesegera mungkin ditanggapi. Bukan hanya demi memenuhi kepentingan saya, namun juga sudah merupakan hak publik.

Kembali ke persoalan harga beras dan daging.

Prabowo dapat data dari siapa kalau dua jenis kebutuhan pokok tersebut sangat mahal di Indonesia, bahkan termahal di dunia?

Beras dan daging jenis apa yang Prabowo maksud? Di lokasi mana ditemukan?

Saya kurang tahu apakah Prabowo pernah belanja sembako atau tidak, tetapi saya sendiri sering melakukan itu. Tiga kali dalam seminggu saya ke pasar untuk membeli beras, ikan, daging dan sayuran. Saya sesering itu ke pasar karena ingin agar bahan makanan tetap dalam kondisi segar, selain juga untuk melatih kedisiplinan bangun dari tidur di pagi hari.

Orang seperti saya ini tentunya berharap harga-harga bahan kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan. Maklum, saya belum berpenghasilan sebanyak yang dimiliki Prabowo. Saya ingin pengeluaran harian tidak menguras pendapatan saya yang belum seberapa. Tetapi apa daya, saya harus menyesuaikan diri dengan kondisi pasar. Kebijakan penentuan harga bukan hak saya, melainkan hak penjual.

Sepengetahuan saya, harga-harga bahan kebutuhan pokok tidak tergantung pada satu sebab, termasuk di situ harga beras dan daging. Ada banyak penyebabnya, mulai dari kurangnya pasokan karena gagal produksi, pengaruh momen hari besar, hingga ulah para pemain harga (kartel).

Gagal produksi urusan para petani atau peternak, sedangkan permainan harga urusan pemerintah dan penegak hukum. Semoga dua penyebab ini konsisten teratasi dengan solusi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline