Suatu Sore di Perempatan SLB Kota Bengkulu
Bismillah,
Sore itu cuaca mendung seperti mau turun hujan, aku duduk sendirian diberanda depan rumah sambil mengamati anak-anak tetangga bermain kejar-kejaran, asik sekali.
Kemudian, tiba-tiba datang  seorang teman lama  semasa sama-sama menggali ilmu pertanian di sebuah kota kecil beberapa puluh tahun silam.
Setelah saling bersalaman, lalu duduk dan ku tawarkan minuman berupa kopi hitam kesukaannya.
Tapi, secara halus dia tolak, " nggak usah bikin kopi, aku nggak lama-lama, ntar disana aja ngopinya, yuk kita pergi " katanya.
Lalu tanpa pikir panjang, aku bergegas masuk kedalam, Â ganti pakaian dan sejurus kemudian sudah siap, dan kami berangkat meninggalkan rumah.
Baru beberapa menit saja berada diatas kendaraan, temanku menghentikan kendaraan dan menuju  lokasi parkir, " kita santai disini saja dulu " katanya.
Tak lama memandang kesana kemari, kami menuju ke sebuah " gray makanan "  dan memesan sate kambing  serta minuman yang menyegarkan.
Kawasan ini dahulu sepi sekali, meskipun ada bangunan pemerintah propinsi Bengkulu  berupa Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menampung anak-anak berkebutuhan lain.