Tata Krama Bicara Lewat Telepon
Komunikasi lewat telepon tampaknya sederhana, tetapi sebenarnya juga memiliki tata krama yang perlu diperhatikan. Dengan menjaga etika berbicara, kita bukan hanya menghormati lawan bicara, tetapi juga meninggalkan kesan positif tentang diri kita.
Kalau kita berbicara dengan anak sendiri tentu saja mudah, karena anak-anak sudah sangat mengenal suara kita. Namun, berbeda halnya bila kita berbicara dengan seseorang yang belum kita kenal. Dalam situasi seperti itu, sangat wajar dan sopan bila kita memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Misalnya, kita bisa memulai dengan kalimat sederhana:
“Selamat pagi Ibu/Bapak, nama saya Effendi. Boleh saya bicara dengan Pak Hendro?”
Kalimat seperti ini menunjukkan kesopanan, kejelasan, sekaligus memberi rasa hormat kepada lawan bicara.
Sebaliknya, jangan sampai kita memperkenalkan diri dengan cara yang terkesan mewajibkan orang lain memanggil kita dengan sebutan tertentu. Misalnya:
“Saya Bapak Effendi” atau “Saya Ibu Sulastri.”
Mengapa tidak dianjurkan? Karena secara tidak langsung, kita sudah meminta lawan bicara memanggil kita dengan sebutan “Bapak” atau “Ibu”, padahal dalam komunikasi yang sehat sebutan itu seharusnya muncul secara natural dari lawan bicara, bukan karena dipaksakan.
Cukup sebutkan nama kita apa adanya. Itu sudah cukup sopan dan jelas. Dengan begitu, lawan bicara akan secara otomatis menempatkan kita dalam panggilan yang pantas, sesuai dengan konteks dan kebiasaan.