Tan Malaka lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897.
Nama aslinya adalah Sutan Ibrahim, namun dunia mengenalnya dengan nama perjuangannya Tan Malaka.
Sejak muda, ia sudah menampakkan kecerdasan luar biasa. Setelah menempuh pendidikan di Kweekschool Bukittinggi, ia mendapat beasiswa ke Rijkskweekschool Haarlem, Belanda.
Di negeri itu, kesadarannya tumbuh bahwa ilmu pengetahuan bukan sekadar alat mencari pekerjaan, tapi senjata untuk membebaskan rakyat dari kebodohan dan penjajahan.
Jejak Perjuangan Internasional
Sepulang dari Belanda, Tan Malaka mengajar di Sumatera Barat, namun gagasan kritisnya membuat ia diawasi ketat oleh Belanda.
Ia kemudian berkelana ke berbagai negara Filipina, Tiongkok, Singapura, Thailand, hingga Rusia dan terlibat dalam pergerakan kiri internasional.
Dari pengembaraan itu, ia memetik pelajaran penting: revolusi Indonesia harus lahir dari realitas dan budaya rakyat sendiri, bukan hanya meniru teori Barat.
Menuju Republik Indonesia
Dalam tulisannya yang terkenal,Naar de Republiek Indonesia (1925), Tan Malaka sudah menyerukan pendirian Republik Indonesia, jauh sebelum 1945.