Sanrego Bone---Anak tidak pernah minta untuk dilahirkan. Ia tidak menandatangani kontrak dengan semesta untuk hadir di dunia ini. Ia juga tidak bisa memilih siapa orang tuanya, lahir di keluarga seperti apa, atau di lingkungan yang bagaimana. Namun, begitu ia lahir, dunia seolah menuntutnya untuk segera menyesuaikan diri dengan segala ekspektasi dan nilai yang bukan ia pilih sendiri.
Sering kali, orang tua lupa bahwa keputusan untuk menghadirkan anak ke dunia bukanlah jasa, melainkan tanggung jawab.
Kalimat seperti "kau harus berterima kasih karena sudah aku lahirkan" adalah cermin betapa kita, orang dewasa, kerap menukar kasih sayang dengan tuntutan.
Anak tidak berutang hidup pada siapa pun, karena hidup itu sendiri adalah anugerah, bukan hasil transaksi.
Kita melihat begitu banyak anak tumbuh di bawah bayang-bayang ambisi yang bukan miliknya. Orang tua ingin anaknya menjadi dokter, insinyur, atau pejabat, bukan karena itu panggilan jiwa sang anak, tapi karena itu impian yang tertunda dari masa lalu orang tuanya.
Di sisi lain, ada anak-anak yang tumbuh di rumah yang penuh kemarahan, di mana setiap kesalahan kecil dibalas dengan kata-kata yang menyakitkan. Anak-anak itu belajar bertahan, bukan karena dididik dengan cinta, tapi karena tak punya pilihan lain.
Padahal, tugas orang tua bukan sekadar memberi makan dan menyekolahkan. Lebih dari itu, menjadi orang tua berarti belajar mendewasa bersama anak.
Kadang kita lupa bahwa anak juga manusia kecil dengan perasaan, cita-cita, dan caranya sendiri memahami dunia. Ia tak butuh orang tua yang sempurna, hanya orang tua yang mau hadir dan mau mendengar.
Cinta sejati orang tua tidak diukur dari seberapa keras ia mendisiplinkan, tetapi dari seberapa dalam ia memahami. Bukan dari seberapa tinggi nilai rapor anaknya, tapi dari seberapa tenang anak itu pulang ke rumah tanpa takut dihakimi. Karena anak bukan cermin untuk memantulkan kebanggaan orang tua, melainkan benih kehidupan yang harus dijaga agar bisa tumbuh sesuai kodratnya.
Anak tidak minta dilahirkan, tapi karena ia sudah hadir, dunia orang dewasa seharusnya menjadi tempat yang aman baginya.
Tugas kita bukan hanya membesarkan tubuhnya, melainkan menumbuhkan jiwanya.