Lingkungan, Keberlanjutan, dan Kepemimpinan Hijau Generasi Muda:
"Kampanye Tumbler dan Sekolah Kader Ekologi"
Sadam Agusti Dwi Ardiyan
NIM: 212111099
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
Pendahuluan
Krisis lingkungan dewasa ini merupakan salah satu tantangan paling mendesak yang dihadapi umat manusia. Perubahan iklim, pencemaran plastik, degradasi hutan, hingga pemanasan global menuntut lahirnya paradigma baru dalam memandang hubungan manusia dengan alam. Generasi muda, khususnya mahasiswa, memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang mampu menghadirkan kepemimpinan hijau. Kepemimpinan ini menuntut lebih dari sekadar kecerdasan intelektual, tetapi juga kebijaksanaan ekologis yang berakar pada kesadaran moral dan spiritual.
Green Campus UIN Raden Mas Said Surakarta
Sebagai institusi pendidikan tinggi, UIN Raden Mas Said Surakarta dan DEMA Universitas Raden Mas Said Surakarta berkomitmen membangun budaya kampus hijau (green campus). Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai program, salah satunya Kampanye Ekoteologi dalam rangkaian Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025. Dengan tema "Hijau Kampusku, Bersih Aksiku: Mahasiswa Peduli Bumi," kegiatan ini mengajak seluruh civitas akademika untuk mengintegrasikan nilai ekologis dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk konkrit adalah gerakan membawa tumbler pribadi, sebagai langkah reduksi plastik sekali pakai dan penanaman kesadaran ekoteologis sejak dini.
Mahasiswa dan Tanggung Jawab Ekologis
Mahasiswa sering disebut sebagai agen perubahan karena memiliki idealisme, energi, dan kapasitas kritis yang tinggi. Dalam konteks krisis ekologi global, mereka tidak hanya dituntut unggul secara akademis, tetapi juga bijak dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Penelitian Budowle, Krszjzaniek, dan Taylor (2021) menegaskan bahwa mahasiswa berperan penting sebagai penggerak keberlanjutan melalui aksi komunitas maupun dorongan terhadap kebijakan publik. Tanggung jawab ekologis mahasiswa mencakup dua dimensi, yakni personal melalui gaya hidup ramah lingkungan dan kolektif melalui gerakan sosial, advokasi, dan komunitas peduli lingkungan.
Kampanye Tumbler: Simbol Kepemimpinan Nyata
Pencemaran plastik sekali pakai menjadi salah satu isu lingkungan terbesar. Botol plastik berkontribusi signifikan terhadap sampah global, sebagaimana dicatat Jambeck et al. (2015) bahwa sekitar 8 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahun. Kampanye tumbler menjadi solusi praktis sekaligus simbol perubahan gaya hidup mahasiswa. Dengan membawa tumbler, mahasiswa tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga menunjukkan
kepemimpinan hijau berbasis keteladanan. Kepemimpinan ini dapat diperkuat melalui dukungan struktural kampus, seperti penyediaan refill station dan pelarangan penjualan air minum kemasan sekali pakai.
Sekolah Kader Ekoteologi: Fondasi Spiritualitas dan Intelektualitas
Selain aksi praktis, refleksi teologis juga diperlukan untuk menopang kepemimpinan hijau. Ekoteologi hadir sebagai kajian yang menghubungkan iman dengan tanggung jawab ekologis. Sekolah Kader Ekoteologi di UIN RMS Surakarta memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mendalami relasi manusia-alam-Tuhan, memahami akar struktural krisis lingkungan, serta merumuskan strategi gerakan yang berkelanjutan. Seperti dikemukakan Conradie (2006), relasi ekologis yang berlandaskan etika spiritual sangat penting agar gerakan lingkungan tidak berhenti pada tren sesaat, melainkan berakar pada kesadaran moral yang mendalam.
Sinergi Aksi Nyata dan Refleksi Teologis
Kampanye tumbler dan Sekolah Kader Ekoteologi saling melengkapi: aksi praktis mengurangi plastik diperkuat oleh landasan filosofis dan spiritual. Sinergi keduanya melahirkan kepemimpinan hijau yang berkarakter konsisten, kritis, dan visioner. Dengan demikian, gerakan mahasiswa dalam bidang lingkungan tidak sekadar responsif, tetapi juga transformatif dan berjangka panjang.
Kepemimpinan Hijau sebagai Investasi Masa Depan
Generasi muda merupakan penentu arah masa depan bangsa. Kepemimpinan hijau yang mereka bangun saat ini adalah investasi jangka panjang bagi kelestarian bumi. Perguruan tinggi memegang tanggung jawab penting untuk mendukung lahirnya kepemimpinan ini melalui kebijakan ramah lingkungan, kurikulum keberlanjutan, dan penguatan komunitas. Sebagaimana ditegaskan Velazquez et al. (2006), pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan pada pengajaran, penelitian, dan kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Krisis ekologis menuntut lahirnya kepemimpinan hijau generasi muda. Mahasiswa dapat menjadi pionir perubahan melalui kombinasi antara aksi nyata seperti kampanye tumbler dan refleksi mendalam melalui ekoteologi. Sinergi keduanya membentuk kepemimpinan yang tidak hanya peduli secara praktis, tetapi juga memiliki dasar filosofis dan spiritual yang kokoh. Dengan tumbler di tangan dan kesadaran ekologis di hati, mahasiswa mampu memimpin perjalanan menuju masa depan yang berkeadilan ekologis.
Bentuk Aksi Nyata Kampanye Tumbler di UIN Raden Mas Said Surakarta
https://solotrust.com/read/57294/UIN-Raden-Mas-Said-Surakarta-Laksanakan-PBAK-2025-Ajak-Maba-Kurangi-Sampah-Plastik
Daftar Pustaka
Astuti, R. D. (2020). Peran Mahasiswa dalam Gerakan Lingkungan Hidup di Indonesia. Jurnal Sosial Humaniora, 11(2), 115--126. Budowle, R., Krszjzaniek, J., & Taylor, P. (2021). Students as change agents for community--university sustainability transition partnerships. Sustainability, 13(11), 6036. https://doi.org/10.3390/su13116036 Conradie, E. M. (2006). Christianity and ecological theology: Resources for further research. Stellenbosch: SUN Press. Hidayat, R. (2019). Krisis Ekologi dan Tanggung Jawab Generasi Muda. Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(1), 45--54. Jambeck, J. R., et al. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean. Science, 347(6223), 768--771. Raharjo, S. (2020). Ekoteologi sebagai landasan etis gerakan lingkungan di Indonesia. Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 18(2), 145--158. Velazquez, L., Munguia, N., Platt, A., & Taddei, J. (2006). Sustainable university: What can be the matter? Journal of Cleaner Production, 14(9--11), 810--819.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI