Seri 2. Catwalk VS Foodwalk
Setiap pagi, Linda akan memberiku sarapan. Satu mangkuk kecil kibble atau makanan kering. Katanya sih "porsi sehat". Tapi aku menyebutnya hanya “makanan pembuka.”
Begitu selesai, aku menatap mangkuk kosong itu lama, berharap akan terisi kembali. Tapi Linda hanya tersenyum. “Itu cukup Ginger.”
Cukup? Untuk siapa? Aku atau tikus?
Tapi begitu matahari naik, saatnya aku keluar rumah dengan ekor tegak penuh percaya diri. Inilah rutinitas wajibku. Jalan-jalan makan siang.
Aku selalu memulai dari rumah Anna. Anak-anak itu sudah hafal. Begitu aku muncul, mereka bersorak “Garfield!”.
Aku mulai menurunkan ekor, mataku melo, langkah pelan, dan memasang wajah lapar andalanku. Itu tak pernah gagal. Mereka langsung berlari mengambil mangkuk kibble dan meletakkannya di depanku.
Setelah itu, aku bergerak ke arah rumah Oma dan Opa Maine. Aku tak perlu banyak akting di sana. Begitu aku muncul, Oma langsung berseru, “Orange, kasihan sekali, kamu pasti lapar ya Nak?” Dan kembali semangkuk penuh makanan kering sudah menungguku di pintu belakang.
Itulah kehebatanku. Semua manusia di Kenmont Mews sudah jatuh dalam perangkap wajah lapar ciptaanku. Aku bukan sekadar kucing, aku adalah aktor besar.
Sorenya, aku dan Black bersembunyi di balik pagar, mengintai dapur terbuka. Aroma ayam goreng menguar.