Mohon tunggu...
Vedita Dhedfanka
Vedita Dhedfanka Mohon Tunggu... bidan

suka liburan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cita-cita Muhammadiyah

17 September 2025   20:47 Diperbarui: 17 September 2025   20:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya mengikuti Mataf Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta 2025 yang diisi oleh Ibu Prof. Dr. Mufdlillah, S.SiT., M.Sc yang berisi tentang Cita Cita Muhammadiyah, cita cita Muhammadiyah antara lain yaitu mewujudkan negara indonesia sebagai Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, Istilah ini menggambarkan sebuah negara ideal yang subur, makmur, dan memiliki kebaikan alam serta akhlak penduduknya, serta mendapat ridha dan ampunan dari Allah SwT melalui ketaatan, syukur, dan tauhid. 

Indonesia terdiri dari dasar kesepakatan (concensus national), pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia bukan darul harb atau darul kufr, namun tempat ibadah. Tujuan utama antara lain meneguhkan komitmen kebangsaan, menjaga indonesia sebagai amanah Allah, membuktikan peran umat islam, berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa, menguatkan nilai keislaman, mencegah perpecahan bangsa. 

Prinsip prinsip darul ahdi wa'syahadah antara lain : menghormati kesepakatan nasional, bertanggung jawab, kesaksian iman dan amal saleh, membangun peradaban utama. 

Harapan dan implementasi Muhammadiyah antara lain : memberi teladan terbaik, adil dan makmur, terwujud khaira ummah. Peran strategis Muhammadiyah, sebagai kekuatan nasional sejak berdiri 1912 telah berjuang.

Kedudukan negara pancasila antara lain : Muhammadiyah memandang NKRI sebagai negara pancasila yang lahir 17-08-1945, esensi pancasila selaras dengan Islam yang artinya meng Esa kan Allah, negara pancasila yang berjiwa, berpikir, bercita cita luhur.

Negara pancasila sebagai darul ahdi wa'syahdah antara lain : beriman dan bertakwa, beribadah dan memakmurkan, menjalankan fungsi ke khalifahan, memiliki relasi hubungan dengan Allah (habru minaAllah), mengembangkan pergaulan antar komponen bangsa. Contoh penerapan antara lain : Muhammadiyah membangun sekolah dan univ untuk mencerdaskan bangsa. Kesimpulan Indonesia adalah darul ahdi wa'syahada yang artinya tanah air perjanjian leluhur dan tempat kita bersaksi dengan amal saleh membangun bangsa.

Kemudian materi dilanjutkan oleh Kompol Leonisya Sagita yang membahas tentang Peran Strategis Sahasiswa Dalam Upaya Bela Negara di era Post-Truth. Era Post-Truth yaitu ancaman baru bela negara atau informasi hoax dan disinformasi yang menyebar dengan cepat serta memicu perpecahan sosial dan menurunkan semangat nasionalisme dikalangan masyarakat indonesia. Sebanyak 39% mahasiswa terpapar paham radikal, menurut penilitan Lemhannas RI 2024. Tantangan utamanya antara lain : bagaimana mahasiswa menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa ditengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya, bela negara adalah kewajiban setiap warga negara terutama mahasiswa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang memiliki tanggungjawab besar, dengan kesadaran tinggi dan peran aktif mahasiswa dapat melawan informasi yang tidak benar atau hoax, menjaga persatuan, menguatkan kedaulatan bangsa ditengah era digital. Mahasiswa disebut juga agen perubahan dan penjaga nilai bangsa karena mimiliki peran sebagai : Agent of change (penggerak perubahan positif dalam masyarakat dan pembangunan bangsa), Iron Stock (cadangan kekuatan bangsa untuk masa depan indonesia yang lebih baik), Kekuatan moral (penjaga nilai nilai luhur pancasila dan integritas bangsa), Kontrol sosial (pengawas jalannya pemerintahan dan pembangunan demokratis).

Kesimpulannya yaitu mahasiswa adalah kunci ketahanan bangsa di era post-truth.

Selanjutnya materi dilanjutkan oleh Bapak Amika Wardana, S.Sos., MA.Ph,D  yang bertemakan Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia. Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno antara lain : Akademi plato, Nalande, Madrasah Islam. Lalu dilanjutkan univ abad pertengahan (Bologna, Paris, Oxford). Peran baru universitas bisa juga disebut ruang pencarian kebenaran dan pelayanan. Kita sebagai mahasiswa harus bisa menguasai ilmu dan ketrampilan, mengembangkan diri, berpikir kritis dan kreaktif, mempersiapkan karir dan masa depan, memberi kontribusi pada masyarakat. 

Demikian rangkaian materi yang telah disampaikan dalam kegiatan Mataf Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta 2025. Dari pemaparan para narasumber kita dapat mengambil pelajaran dan pengalamam berharga bahwa Cita Cita Muhammdiyah sejalan dengan upaya membangun bangsa yang berdasar nilai keislaman, kebangsaan, serta semagat persatuan. Melalui pendidikan tinggi kita dituntut untuk terus mengembangkan ilmu, ketrampilan, dan sikap kritis untuk dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa, semoga bekal pengetahuan yang diperoleh dapat menjadi inspirasi untuk bersama sama mewujudkan indonesia sebagai baldatun tayyibatun wa rabbun gaffur Negri yang subur makmur serta di ridhai Allah SWT. 

Sekian terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun