Sebagai seorang akademisi yang mempunyai intelektual dan rasional yang kritis, menjadi generasi penerus bangsa tidaklah hal yang mudah tanpa melewati berbagai rintangan-rintangan yang sulit, mahasiswa adalah sebagai agen perubahan yang membawa cita-cita dan harapan bangsa, jadi dalam kesempatan ini akan menceritakan seorang pemuda yang berawal dari dunia Teknik jaringan yang berproses didalam ilmu hukum.
Ya ia adalah Moh Rihul Azhar, seorang anak yang lahir dari seorang pasutri yang berbeda suku, yang dibesarkan didalam pedesa an yang penuh dengan cerita rakyat, yang lahir di Jember, tgl 04 Agustus 2004, ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara, sejak kecil sekitara umur 5 tahun, ia sudah di didik dengan disiplin dalam menuntut ilmu khususnya ilmu agama, karena dari kedua orang tua nya adalah seorang alumni pesantren.
Ketika ia sudah mencapai umur tujuh tahun, ia awal mesuk disekolah dasar untuk menuntut ilmu, dia selalu diawasi oleh orang tua nya dan tertib dalam belajar setiap malamnya, dengan jerih payahnya dalam belajar, alhamdulillah dia termasuk salah satu siswa yang berprestasi didalam kelasnya, dengan berjalan waktu dengan berbagai kompetisi atau ajang perlombaan tingkat sekolah dasar dia selalu memperoleh kemenangan.
ketika ia sudah mencapai kelas akhir atau kelas enam SD dia dipilih untuk mewakili sekolahnya diajang perlombaan Tartil Qur’an setingkat kecamatan dan alhamdulillah mendapatkan juara 1 setingkat kecamatan, kemudian dia dipilih untuk mewakili kecamatan nya untuk berlomba di Tingkat kabupaten alhamdulillah masih belum mendapatkan kemenangan, tetapi dia tidak putus sama sekali tetapi dia justru bertambah semangat untuk belajar lagi dan lagi.
Setelah lulus dari sekolah dasar, sama orang tua nya dimasukkan kedalam pondok pesantren untuk meneruskan sekolahnya dan untuk menimba ilmu agama yang lebih luas, didalam pesantren itulah seorang Moh Rihul Azhar menemukan berbagai pengalaman baru yang menjadikan kepribadiannya menjadi terarah dan teratur
pada tahun 2020 dia awal masuk di sekolah menengah kejuruan (SMK), dan ia mengambil kejuruan TKJ (Teknik Komputer Jaringan) disitulah dia berproses menjadi siswa yang mempunyai skill pemrogaman dan mekanisme komputer dan jaringan. Dan setelah ia lulus, dia bingung untuk meneruskan pendidikannya dimana apakah mencari pekerjaan ? apakah melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi?.
Dari kebingungannya itu dia bertanya kepada orang tuanya, dan menceritakan semua keluh kesah nya tersebut, kemudian berkata (“Lee,,, lek samean tasek bingung bade medamel nopo bade kuliah, cobak jenengan istikhoroh rien, mangke samean pasti enten pilihane seng samean dimantepi”) Ucap Bapaknya, dari perkataan bapaknya tersebut kemudian ia melaksanakan sholat istikhoroh untuk meminta petunjuk untuk menentukan pilihannya, kemudian ia mempunyai keyakinan untuk melanjutkan Pendidikan nya dijenjang perguruan tinggi
Jadi ia bergegas bilang ke guru smk nya untuk membantu mendaftarkan nya disalah satu instansi perguruan tinggi dikabupaten jember, dengan ketulusan hati gurunya untuk membantu mendaftarkan kuliah untuknya, tetapi ketika itu si guru bingung untuk menentukan jurusan atau prodi apa yang ingin di ambil oleh nya.
kemudian gurunya bertanya “Lee, samean pingin kuliah teng pundi? “(ucap guru). Azhar pun menjawab “Kulo pingin kuliah teng Uin Khas Jember mawon pak, kersane cocok kaleh kajian seng enten teng pondok pak kan uin niku universitas islam pak”, kemudian gurunya bertanya lagi “terus samean pingin mendet jurusan nopo lee lek teng uin niku mboten enten jurusan seng sami kaleh TKJ loohh? (ucap guru).