Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Software Recovery dan Hardware Recovery dalam Pemulihan Data

Diperbarui: 21 Agustus 2025   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: https://i.pinimg.com/1200x/f1/3d/18/f13d18caf91e8f5e92acb776c7231504.jpg).

Pentingnya Pemulihan Data di Era Digital

Di era digital saat ini, data memiliki nilai yang sangat tinggi. Dokumen kerja, laporan keuangan, foto keluarga, hingga arsip perusahaan semuanya tersimpan dalam perangkat digital seperti harddisk, SSD, flashdisk, hingga kartu memori. Namun, semakin sering data digunakan, risiko kehilangannya pun semakin besar.

Data bisa hilang karena kesalahan manusia, misalnya file tidak sengaja terhapus, partisi terformat, atau terjadi crash pada sistem operasi. Tidak hanya itu, kerusakan fisik pada perangkat penyimpanan juga sering menjadi penyebab utama data tidak dapat diakses. Dalam situasi inilah pemulihan data (data recovery) menjadi penting.

Proses recovery ini secara umum terbagi menjadi dua kategori utama: software recovery dan hardware recovery. Keduanya memiliki peran, teknik, serta tantangan yang berbeda.

Apa Itu Software Recovery?

Software recovery adalah metode pemulihan data menggunakan perangkat lunak khusus. Cara ini digunakan ketika masalah yang terjadi bersifat logis atau non-fisik, artinya perangkat keras masih dalam kondisi baik, tetapi struktur penyimpanan data di dalamnya mengalami kerusakan.

Beberapa kondisi yang biasanya dapat diatasi dengan software recovery antara lain:

  • File terhapus secara tidak sengaja (accidental deletion).

  • Perangkat diformat tanpa backup data.

  • Sistem file corrupt akibat error sistem operasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline