Lihat ke Halaman Asli

Manifesto menantang dogma fisika lama

Diperbarui: 9 Agustus 2025   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi matinya logika pendidikan(sumber : seed digger)

Dua pilar fisika modern---relativitas umum dan mekanika kuantum---tidak pernah dipersatukan secara konsisten. Teori Ultimate Hom Yin Yang menawarkan kerangka baru yang menganggap energi panas (Yang) dan energi dingin (Yin) sebagai dualitas fundamental kosmos, dengan Hom sebagai pemicu instabilitas permanen. Analisis data halo galaksi dari Chinese Academy of Sciences (CAS) menunjukkan bahwa orbit bintang dan distribusi materi dapat dijelaskan tanpa konsep gravitasi sebagai gaya fundamental, melainkan sebagai manifestasi keseimbangan dinamis tekanan Yin--Yang. Temuan ini menantang paradigma ruang-waktu sebagai panggung absolut, membuka jalur menuju kosmologi pasca-ruang-waktu.

Pendahuluan

Sejak awal abad ke-20, fisika modern terpecah antara dua mahakarya: relativitas umum (Einstein, 1915) yang memandang gravitasi sebagai kelengkungan ruang-waktu, dan mekanika kuantum yang memandang realitas sebagai probabilitas. Namun, pengamatan anomali---seperti rotasi galaksi tanpa cukup massa tampak (Rubin, 1980) dan distribusi halo galaksi non-sferis (CAS, 2024)---mengisyaratkan bahwa kedua kerangka ini hanya menangkap gejala, bukan sebab utama.

Teori Ultimate Hom Yin Yang mengusulkan bahwa "ruang" dan "waktu" hanyalah efek samping interaksi spiral antara energi panas (Yang) dan dingin (Yin), dipicu oleh Hom---motor ketidakseimbangan kosmik yang tidak pernah padam.

---

Metode Konseptual

Kerangka ini dibangun atas tiga postulat:

1. Materi inti bintang & planet tersusun dari hidrogen padat murni (Yang), penghasil ekspansi termal.

2. Lubang hitam tersusun dari helium padat murni (Yin), penghasil kontraksi ekstrem.

3. Hom bertindak sebagai pemicu instabilitas berkelanjutan, menghasilkan pola spiral tekanan Yin--Yang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline