Lihat ke Halaman Asli

Mbah Priyo

Engineer Kerasukan Filsafat

Ketika Dua Jadi Satu, Dompet Pun Harus Kompak: Seni Mengelola Keuangan di Fase Awal Berkeluarga

Diperbarui: 30 Juli 2025   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merencanakan keungan- Kreasi AI

Mengelola keuangan di fase awal berkeluarga memang tidak pernah sederhana. Setelah hari pernikahan usai dan kehidupan bersama dimulai, tiba-tiba saja daftar kebutuhan mengalir deras: mulai dari biaya rumah tangga, cicilan perabot, tagihan bulanan, hingga angan-angan liburan dan rencana punya anak. Semua terasa penting. Semua ingin segera diwujudkan. Tapi tentu tidak semua bisa dikejar sekaligus---apalagi dengan anggaran terbatas.

Itulah mengapa menyusun prioritas keuangan jadi langkah pertama yang sangat krusial. Di sinilah biasanya pasangan muda mulai belajar tentang kenyataan finansial dalam pernikahan: bahwa cinta memang penting, tapi spreadsheet pengeluaran juga tak kalah esensial.

1. Memulai dari Mana?

Banyak keluarga muda memulainya dengan satu langkah sederhana: membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Makan sehari-hari, listrik, air, cicilan rumah atau kontrakan---itu jelas masuk kebutuhan pokok. Tapi bagaimana dengan ngopi di kafe tiap akhir pekan, atau gadget keluaran terbaru? Itu masuk wilayah keinginan---dan sering kali justru yang bikin anggaran jebol.

Bagi sebagian pasangan, membuat anggaran rinci bulanan adalah jalan ninja mereka. Setiap pemasukan dan pengeluaran dicatat. Ada yang menggunakan aplikasi, ada juga yang masih setia dengan buku catatan kecil di dapur. Prinsipnya sama: uang harus tahu ke mana perginya, bukan hilang entah ke mana.

Namun ada pula yang lebih fleksibel: cukup dengan metode "amplop", alias memisahkan uang sesuai pos-pos besar---biaya rumah tangga, tabungan, hiburan, dan lain-lain. Selama tidak saling tumpang tindih, metode ini bisa cukup ampuh.

2. Peran dan Kesepakatan

Di balik cara mengatur uang, ada satu hal yang tak kalah penting: kesepakatan bersama. Sudahkah pasangan duduk bersama dan membahas siapa yang mengurus apa? Apakah pengeluaran rumah tangga dibagi dua? Ataukah satu pihak bertanggung jawab atas operasional harian, sementara yang lain fokus ke tabungan jangka panjang?

Peran ini harus dibicarakan sejak awal. Karena sering kali, bukan jumlah uang yang jadi masalah, tapi cara mengelolanya. Banyak konflik rumah tangga bermula dari komunikasi keuangan yang tidak jujur atau asumsi yang tidak sama.

3. Tantangan di Awal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline