Mohon tunggu...
Sabrina Nurbalqis
Sabrina Nurbalqis Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Seorang jurnalis mahasiswa yang memiliki passion di bidang komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pasar Seni ITB 2025: Saat Karya dan Publik Bertemu Kembali di Sabuga

19 Oktober 2025   05:21 Diperbarui: 19 Oktober 2025   05:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil oleh penulis saat acara Pasar Seni ITB 2025 di Sabuga, Bandung.

Bandung - Di tengah teriknya siang hari, ribuan pengunjung Pasar Seni ITB memenuhi halaman Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Langkah demi langkah, suara yang saling bersahutan, dan riuh musik dari panggung Stage Sela-Sela Sabuga, turut meramaikan acara pada Sabtu (18/10/2025).

Pasar Seni ITB 2025 resmi dibuka sejak pukul sepuluh pagi, setelah belasan tahun vakum. Namun justru itulah yang ditunggu momentum di mana karya dan ide para mahasiswa Institut Teknologi Bandung kembali menjemput publiknya.

Di antara keramaian itu, ruang pamer di dalam Sabuga menjadi magnet tersendiri. Deretan karya seni terpajang rapi di atas papan kayu.

"Baru pertama kali ke sini, saya kira (di sini) anak anaknya eksak banget, ternyata seni nya bagus, seru" ungkap salah satu pengunjung, Ihsan.

Pameran ini menjadi salah satu agenda utama dalam gelaran Pasar Seni ITB 2025. Lebih dari seratus karya hasil tangan 80 seniman dipamerkan, menghadirkan ragam medium mulai dari lukisan di atas kanvas, hingga lukisan dalam bingkai figura.

Acara yang berlangsung dua hari ini memang terkenal sebagai pesta seni terbesar di Bandung. Sejak pertama kali diadakan pada 1972, Pasar Seni ITB selalu menjadi wadah bagi mahasiswa, alumni, dan seniman lintas bidang untuk menampilkan karya tanpa sekat.

Di luar tempat pameran, musik dari panggung utama terdengar samar-samar milik ITB Jazz yang sedang tampil. Sementara di ruang lain, forum Digitalk: Bank Indonesia x Lapis Legit, tengah berlangsung.

Sore menjelang, cahaya matahari yang menembus jendela Sabuga membuat warna-warna di kanvas tampak lebih hidup. Pengunjung masih berdatangan, beberapa sibuk berfoto, lainnya memenuhi tenant, forum digitalk, dan pertunjukan live stage.

"Sempet juga ikut Digitalk, banyak insight baru, pematerinya juga bukan cuma keren tapi edukatif, sih." Kata Ihsan lagi sebelum melangkah pergi dari Sabuga sore itu.

Pasar Seni ITB kembali menjadi ruang temu yang hangat antara seni dan publik. Di tengah gegap gempita kota, acara ini menunjukkan bahwa seni bukan sekadar karya indah di dinding, melainkan cara berkomunikasi yang paling jujur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun