IPTEK atau kepanjangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu sudah banyak diketahui khalayak ramai,apalagi di zaman yang serba canggih ini. Pesatnya kemajuan IPTEK di Indonesia di satu sisi memberikan banyak pengaruh positif, namun di sisi lain juga memicu munculnya masalah etika, termasuk perilaku yang dapat merugikan orang lain (Deeva, 2024). Di Indonesia sendiri IPTEK sudah sangat berkembang bahkan anak-anak kecil sekarang sudah diminta untuk belajar bahasa pemrograman. Tak bisa dipungkiri juga jika zaman sekarang banyak anak muda sekarang yang menggunakan kacamata.
Ini membuktikan kalau Indonesia sedang menyiapkan generasi mudanya untuk menjadi Main Character di internasional. Arti Main Character sendiri Adalah pemain utama jadi Indonesia sedang menyiapkan bibit-bibit unggul untuk menjadi pemain utama di kancah internasional. Tapi benarkah begitu?. Jika dilihat sebelah mata Indonesia memang berkembang banyak warganya yang sudah terbuka dengan teknologi, orang gaptek (Gagap Teknologi) sekarang jarang ditemukan, bahkan mungkin sekarang tidak heran jika melihat anak kecil lebih banyak bermain teknologi daripada bermain dengan orang tuanya dan juga sekarang jarang kita lihat anak-anak kecil bermain permainan tradisional lagi dan lebih senang bermain game di handphone.
Di Indonesia sendiri ada sebuah konsep yang sangat di agung-agungkan yaitu konsep Generasi Emas 2045, makna dari konsep ini secara simple adalah pada saat itulah Indonesia akan menduduki masa kejaayaannya. Setidaknya itu yang dipikirkan oleh para terdahulu tapi lihatlah sekarang anak muda yang besok menjadi pemimpin bangsa malah menjadi budak teknologi. Hal ini sangat miris, karena  pola pikir mereka yang terlalu tergantung dengan teknologi, sehingga mereka terkesan santai saja dan merasa teknologi yang mereka gunakan sudah cukup maju yang membuat mereka tidak ada niat berinovasi. Rasa puas dan merasa tercukupi membuat tidak ada inovasi baru lagi tentang IPTEK di Indonesia.
Selain itu jiwa konsumsi yang besar semakin menenggelamkan IPTEK di Indonesia, bagaimana tidak? Rakyat banyak membeli barang impor dan tidak tertarik dengan barang milik Indonesia, Ini hal yang wajar karena memang barang luar negeri lebih bagus sebab teknologi mereka lebih maju. Teknologi maju berarti IPTEK negara mereka juga berkembang yang membuat mereka bisa menguasai dunia. Karena mereka bisa mendapatkan modal tambahan untuk melakukan riset berkala yang dapat memajukan IPTEK yang dimili, sementara kita? hanya bisa menonton sambil memberikan uang kita secara tidak sadar. Kita ambil contoh Cina dan Amerika, dua negara adidaya yang memiliki perkembangan IPTEK yang pesat dan sebenarnya mereka sudah merasakan masa kejayaan, mereka tidak harus menunggu bertahun-tahun untuk berkembang. Tidak seperti bangsa Indonesia yang suka menunda-nunda masa kejayaannya sampai tahun 2045.
Jika dilihat dari penjabaran diatas, maka ditemukan beberapa masalah yang mendasari Indonesia sedang menenggelamkan IPTEKnya yaitu
- Sikap cepat merasa puas yang membuat kurangnya invoasi.
- Perilaku konsumsi yang tinggi terhadap barang impor.
Maka dari itu sebagai anak muda bangsa kita harus bisa mengatasi masalah- masalah itu, banyak cara yang bisa menjadi jawaban penyelesai yaitu sebagai berikut.
Mempunyai rasa ingin tau
Rasa ingin tau yang tinggi akan membuat kita tidak gampang terpuaskan, rasa yang tidak terpuaskan itu akan menjadikan diri kita kritis dalam berpikir dan akhirnya kitab bisa membuat atau menciptakan sebuah ide untuk memberikan kepuasaan tersendiri. Memiliki jiwa yang kritis akan membantu kita menghadapi zaman yang kemajuan teknologinya tengah berkembang pesat, Selain mengembangkan rasa ingin tau yang tinggi kita juga harus bisa mempertahankan rasa rendah hati kita, seperti perumpamaan pada yang semakin berat semakin menunduk. Kenapa saya menyamakan dengan padi karena jika seseorang merasa rasa ingin tahunya sudah terpuaskan orang itu akan merasa dirinya akan cukup pintar padahal dia hanya baru tahu satu jawaban dari pertanyaan kritis yang dia lontarkan, Masih banyak pertayaan dan jawaban yang masih dapat digali jadi jangan cepat terasa puas juga.
Cintai produk lokal
Produk lokal adalah produk yang diproduksi di negara kita sendiri, bayangkan jika kita lebih memilih menggunakan produk impor, sektor industri lokal pasti akan merosot pendapatannya dan lambat laun akan bangkrut. Mereka tidak akan berkembang karena tidak ada konsumen yang mendukung kegiatan produksi yang mereka lakukan atau tidak ada kegiatan jual beli yang mereka lakukan. Sehingga membuat kurangnya inovasi dan menghilangnya semangat dan peluang pengembangan lokal untuk maju. Jika mereka tidak mendapatkan konsumen maka mereka tidak bisa terus mempertahankan bisnis tersebut dan berakhir bangkrut.
Sebuah penyelesaian akan sia-sia jika tidak dilakukan dan jika kita sebagai warga Indonesia tidak mau merubah sudut pandang kita. Kita harus sadar kita masih tertinggal jauh pada IPTEK, dan untuk menuju Indonesia emas? Mungkin akan mengalami kemunduran.Membangkitkan IPTEK di Indonesia mungkin akan sedikit sulit tapi jika pemerintah bisa menyediakan layanan yang lebih baik, misalnya pendidik atau layanan yang layak mungkin bangsa Indonesia bisa lebih berkembang lagi. Selain pemerintah peran Masyarakat juga di butuhkan disini, misalnya memiliki kesadaran tentang pentingnya IPTEK di kehidupan modern yang serba maju ini. Semua pihak harus berkontribusi nyata untuk membantu membangkitkan IPTEK bangs akita yang sudah ketinggalan zaman.
Oleh karena itu, perkembangan IPTEK menjadi kunci utama kemajuan suatu bangsa. Indonesia sebenarnya dengan sumber daya masayarakat yang sangat luas berpotensi menjadi pemain utama di panggung dunia. Tentu saja dengan asumsi generasi muda Indonesia di masa depan nantinya bukan hanya menjadi pengguna tapi juga pencipta teknologi. Sikap puas diri dan konsumtif terhadap produk luar negeri harus bisa kental dengan semangat inovatif dan ingin tahu serta cinta teradap produk lokal. Anak muda Indonesia khususnya harus bangkit dan mencintai produk bangsanya sendiri, sejauh itu akan menjadikan IPTEK sebagai alatnya untuk membawa Indonesia menjadi "Main Character" di kancah dunia.
Daftar Pustaka