Lihat ke Halaman Asli

Nur Halimah

Gabut yang positif

Pengalaman 10 Tahun Alami Sleep Paralysis

Diperbarui: 30 September 2020   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi mengalami sleep paralysis. (sumber: Unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Apa kalian pernah mengalami kelumpuhan saat tidur? Kondisi tersebut biasanya terjadi ketika kita hendak tidur. Pada posisi kamu mengantuk namun masih setengah sadar. Baru saja ingin memejamkan mata dan hilang kesadaran, bukannya bermimpi, tapi kamu malah terjebak di alam lain. 

Kamu secara reflek sadar, tapi seluruh tubuh lumpuh total, yang paling parah kesulitan bernafas, dada sesak, tangan dan kaki tidak bisa digerakan. 

Perasaan kamu ingin bangun, namun tidak bisa. Ada juga yang dapat melihat orang sekitar, bisa berteriak, memanggil-manggil orang tapi sebenarnya kamu memanggil orang di alam bawah sadar. 

Orang lain hanya melihatmu tidur, padahal kamu  tidak tidur. Kondisi setelah mengalami sleep paralysis atau ketindihan biasanya lemas, jantung berdetak kencang, tenaga terasa terkuras dan panik. Sebagian orang yang pernah mengalami ini percaya bahwa ini disebabkan oleh aktivitas mahkluk halus.

Selama 10 tahun, kurang lebih sejak tahun 2010 lalu hingga sekarang, saya masih mengalami "ketindihan".  Awal saya mengalami ini tentu saja merasa takut dan khawatir. Saya bercerita pada teman-teman terdekat saya, mereka bilang itu "erep-erepan".

Setelah saya banyak membaca perihal gangguan tidur, ternyata ketindihan ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Istilah ilmiah dari gangguan tidur ini disebut "sleep paralysis".

Saya banyak membaca beberapa artikel dan thread horror soal ketindihan, serta bertanya langsung pada kerabat-kerabat terdekat tentang pengalaman mereka soal "ketindihan". Tidak sedikit dari mereka pernah mengalami hal-hal serupa tersebut. 

Ada pengalaman cerita yang membuat saya merinding adalah soal lelembut. Lelembut dalam bahasa sunda artinya mahkluk halus. Di daerah saya lain artinya, lelembut ialah jiwa  kita. 

Ketika kita tidur dan kita bermimpi, jiwa kita sedang berjalan-jalan. Pada saat kita ketindihan peran tersebut dialami oleh lelembut atau jiwa halus kita. Pesan orang-orang terdekat saya bilang,

"Kalau kamu ketindihan, dan kamu mengalami hal-hal mistis, kamu harus segera berusaha bangun, jangan berhenti  membaca do'a , panggil Allah, bacakan ayat kursi, banyak jiwa atau lelembut yang tidak kembali lagi karena ketindihan dan akhirnya meninggal dalam tidur" (menulis ini saya merinding)

Tentu saja saya jadi menganggap hal ini dengan serius waktu itu. Singkat cerita, penyebab awal ketika saya ketindihan juga bisa dibilang horror. Tahun 2010 lalu, di usia 13 tahun waktu saya kelas VIII SMP. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline