Lihat ke Halaman Asli

Transformasi Seorang Tukang Salon: Dari Karyawan Menjadi Pegusaha

Diperbarui: 13 Oktober 2025   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Nico Candra Salon

Di sebuah perumahan yang tidak terlalu ramai, berdirilah sebuah salon sederhana dengan papan nama bertuliskan "Nico Candra Salon". Dari luar, salon itu tampak biasa saja. Namun, tersimpan sebuah kisah perjuangan seorang lelaki yang berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya: meninggalkan salon besar tempatnya bekerja, demi merintis usaha sendiri.


Namanya Nico. Ia mengawali kariernya sebagai tukang cuci rambut di salon didalam mall besar pusat kota, Tunjungan Plaza. Bekerja di salon itu merupakan pengalaman berkerja pertamanya. Saat itu, ia sama sekali tidak punya pengalaman. Namun, rasa ingin tahu dan ketekunan membuatnya cepat belajar. Perlahan, ia naik posisi: dari asisten, penata rambut, hingga dipercaya melayani pelanggan tetap.


Di tengah menjalani pekerjaannya, ia menikah dengan istrinya saat ini. Ia mulai berpikir bahwa jika ia bekerja di salon itu setiap hari, waktu yang akan ia luangkan untuk keluarga kecilnya akan berkurang. Dari situlah, mulai ada keinginan untuk membuka salon sendiri.


Meninggalkan salon besar bukan hal mudah. Gaji tetap, pelanggan ramai, dan nama besar perusahaan sudah cukup untuk membuat hidupnya nyaman. Namun, Nico tetap teguh pada keputusannya.


Dengan tabungan seadanya, ia akhirnya memutuskan keluar. Beberapa ada yang meragukan, bahkan teman menasihatinya untuk tetap bertahan di salon besar. Tapi Nico tetap pada pendiriannya.


Nico perlahan mulai membeli peralatan untuk salonnya dan menyewa tempat untuk salon dibangun. Salon pertamanya sangat sederhana. Hanya ada dua kursi, satu cermin besar, dan peralatan seadanya. Untuk menarik pelanggan, Nico memanfaatkan media sosial, menyebarkan brosur, bahkan memberi diskon khusus bagi pelanggan baru.


Hari-hari awal terasa berat. Ada kalanya hanya satu atau dua orang datang. Namun, ia tidak menyerah. Ia selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, seolah-olah setiap pelanggan adalah tamu istimewa.


"Pelanggan pertama saya adalah tetangga di perumahan sini, masih saya ingat sampai sekarang. Dia bilang hasil potongannya rapi, lalu merekomendasikan saya ke temannya. Dari situ mulai ada pelanggan lain yang datang," Nico bercerita


Kunci keberhasilan Nico bukan hanya keterampilan, tetapi juga kedekatan dengan pelanggan. Nico merupakan orang yang sangat ramah. Ia selalu mendengarkan cerita mereka, memberi saran gaya rambut, bahkan sekadar menjadi teman ngobrol. Hal kecil itu membuat banyak orang betah dan kembali lagi.


Pengalaman bekerja di salon besar membuatnya disiplin menjaga kualitas: alat selalu bersih, pelayanan konsisten, dan ia rajin mengikuti tren kecantikan terbaru. Ia berkata bahwa ia ingin pelanggan merasa meski salon kecil, kualitasnya tidak kalah.


Sejak 2016 berada di tempat yang sama, Nico menyewakan salon kecilnya dan berpindah ke tempat yang lebih luas. Tidak terlalu besar namun lebih baik daripada sebelumnya. Kinu, salon Nico mulai dikenal di lingkungannya. Jumlah pelanggan semakin bertambah. Bahkan terkadang salonnya tidak dapat menerima pelanggan lagi dikarenakan reservasi yang sudah full. Dari seorang karyawan, Nico berhasil menjadi pemilik salon yang ia bangun dengan tangannya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline