Lihat ke Halaman Asli

Nadzifahdurroh Khasanah

Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menelusuri Keindahan dan Sejarah Candi Plaosan di Tengah Budaya Jawa

Diperbarui: 4 Juni 2025   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Pribadi

Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah didirikan pada masa Rakai Panangkaran, seorang Raja yang juga mendirikan Candi Borobudur dan Candi Sewu yang berlatar belakang agama Buddha. 

Candi Plaosan, yang terletak di daerah Prambanan, dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Pikatan, yang merupakan raja dari Dinasti Sanjaya. Konon, candi ini didirikan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi, terutama Dewi Saraswati. Di tengah keindahan arsitekturnya, saya mendapati bahwa ada banyak kisah yang terpendam mengenai latar belakang dan tujuan pembangunan candi ini.

Salah satu tokoh penting yang sering disebut dalam sejarah Candi Plaosan adalah Rakai Pikatan, suami dari Pramodhawardhani, putri dari Raja Syailendra. Hubungan antara dua dinasti ini melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam perkembangan agama Buddha dan Hindu di Jawa. Ketika penulis berjalan di sekitar candi, penulis merasa seakan-akan bisa merasakan aura sejarah yang mengalir di antara batu-batu tua itu. Betapa besar peran yang dimainkan oleh tokoh-tokoh ini dalam menjaga keutuhan budaya dan agama di Indonesia.

Sejak ditemukan kembali pada awal abad ke-20, Candi Plaosan telah melalui sejumlah proses pemugaran. Upaya ini dilakukan untuk melestarikan bangunan candi serta meningkatkan daya tariknya sebagai tujuan wisata. Di samping itu, berbagai studi arkeologi juga telah dilakukan guna menggali lebih banyak informasi tentang sejarah dan peran Candi Plaosan di masa lalu.

Setiap detail di candi ini tampaknya menyimpan makna yang mendalam. Dari patung-patung yang menghiasi dinding sampai stupa yang menjulang tinggi, penulis tidak bisa tidak terpesona oleh simbolisme yang terwakili dalam setiap elemen arsitektur. Misalnya, stupa di Candi Plaosan melambangkan pencapaian spiritual, sementara patung dewa-dewi menunjukkan keberagaman agama yang dihormati di sini.

Hal yang menarik dari Candi Plaosan adalah keberadaan parit berukuran 440 meter x 270 meter yang mengelilingi kompleks candi. Di dalam parit tersebut juga ditemukan ribuan fragmen gerabah serta beberapa keramik asing. Diduga, parit ini dulunya berfungsi untuk menurunkan kadar air tanah agar tanah di sekitar candi menjadi lebih padat. Dalam kepercayaan kerajaan masa lampau, unsur air, gunung, dan sawah dianggap suci. Oleh karena itu, candi dipandang sebagai representasi gunung tempat tinggal para dewa yang dikelilingi oleh lautan.

Dalam wawancara singkat yang dilakukan kepada beberapa pengunjung, berbagai jawaban menarik pun muncul. Salah satunya adalah Zahra (20). Ia mengaku mengetahui Candi Plaosan dari media sosial.

"Awalnya saya lihat di Instagram, banyak yang upload foto-foto dengan latar Candi Plaosan saat preweeding. Pemandangannya cantik banget, jadi saya penasaran dan ingin datang langsung ke sini," ujarnya.

Sementara itu, Ahmad (19), mengatakan bahwa ia mengenal Candi Plaosan melalui rekomendasi dari temannya yang hobi traveling.

"Teman saya pernah ke sini dan cerita kalau tempat ini bagus, nggak terlalu ramai seperti Prambanan tapi tetap punya nilai sejarah yang tinggi. Jadi saya putuskan buat mampir saat liburan ke Jogja," tutur Ahmad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline