Ada pepatah Arab yang mengatakan, "Al-ummu madrasatul ula" yang artinya, "ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya."
Kalimat itu bukan hanya sebatas kata-kata, melainkan kenyataan yang terus berlaku hingga hari ini dan didukung oleh fakta ilmiah. Sejak seorang anak lahir, ibunya menjadi guru pertama yang memperkenalkan dunia, mengajarkan nilai, dan menanamkan dasar karakter.
Sebagai seorang perempuan, aku sering membayangkan diriku kelak menjadi seorang ibu. Aku sadar bahwa mendidik seorang anak bukan hanya soal memberi makan, memberi pakaian, atau memastikan mereka tetap sehat secara fisik. Lebih dari itu, seorang ibu adalah pendidik pertama dalam hidup seorang anak yang akan menjadi fondasi kepribadian, kecerdasan, dan masa depan mereka. Mendidik berarti mengasah otak, hati, dan karakter seorang anak agar tumbuh sesuai dengan usianya. Pertanyaan besarnya: bagaimana aku bisa mendidik anak dengan baik jika aku sendiri tidak berpendidikan?
Bayangkan jika suatu hari anakku bertanya tentang cara kerja dunia, tentang mengapa langit biru, bagaimana air berubah menjadi hujan, atau bagaimana ia harus bersikap menghadapi masalah. Aku tidak ingin hanya diam atau memberikan jawaban seadanya. Aku ingin bisa menjawab dengan baik, dengan pengetahuan yang luas, dan dengan pemahaman yang membuatnya semakin mencintai ilmu.
Inilah alasan mengapa perempuan harus berpendidikan.
Seberapa Penting Pendidikan Bagi Perempuan?
Penelitian UNESCO (2013) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu adalah faktor terkuat dalam menentukan keberhasilan pendidikan anak. Bahkan, menurut UNICEF (2019), anak yang lahir dari ibu berpendidikan lebih kecil 50% kemungkinannya mengalami stunting. Data lain dari World Bank menyebutkan bahwa setiap tambahan satu tahun pendidikan seorang perempuan dapat meningkatkan penghasilan keluarganya hingga 10%.
Dengan kata lain, pendidikan seorang ibu bukan hanya berpengaruh pada dirinya, tetapi juga langsung berimplikasi pada kualitas hidup keluarga dan generasi berikutnya.
Gizi, dan Tumbuh Kembang Anak
Tanggung jawab seorang ibu sangat kompleks. Ia tidak hanya memberi makan, tetapi harus mampu memastikan gizi yang seimbang, mengatur pola makan sesuai kebutuhan anak, hingga menstimulasi motorik dan kognitifnya. Riset dari WHO (2020) menekankan bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak adalah masa emas perkembangan otak, di mana stimulasi yang tepat dari orang tua, khususnya ibu, akan menentukan kecerdasan anak di masa depan.
Tanpa pengetahuan yang memadai, seorang ibu bisa saja lalai memberikan nutrisi atau stimulasi yang tepat, sehingga anak kehilangan kesempatan berkembang secara optimal.
Mendidik Anak, Bukan Hanya Sekadar Memberinya Makanan
Selain aspek fisik, pendidikan perempuan juga penting dalam membentuk kecerdasan emosional anak. Daniel Goleman (1995) dalam teorinya tentang Emotional Intelligence menjelaskan bahwa kecerdasan emosional justru lebih berpengaruh pada kesuksesan seseorang dibandingkan kecerdasan intelektual semata. Di sinilah peran seorang ibu sangat penting, yaitu membimbing anak laki-laki dan perempuan sesuai karakteristik uniknya.