JAKARTA - Banyak perannya di dunia bisnis pertunjukan (showbiz) dan konser artis musik dunia di Indonesia, Diantaranya menghadirkan Al Jarreau (1987), Tina Turner (1987), Miami Sound Machine (1988), Stevie Wonder (1988), Yngwie Malmsteen (1990), Julio Iglesias (1990 & 1991), Europe (1990), dan pertunjukan Power Rangers, Holiday On Ice (1989 & 1992), serta Buffalo Bill's Wild West and Rough Riders (1988).Dari ide pemikirannya banyak melahirkan konsep spektakuler, tentunya ia punya insting yang luar biasa. Hal ini Sofyan Ali sampaikan saat ditemui di Radio Bola Koaidi, kawasan Rawamangun Jakarta Timur, Rabu (11/6/2025).
"Alhamdulilah semua petualangan hidup saya di dunia industri hiburan, baik konser musik, dan pertunjukan selama ini berkat karunia Allah SWT. Kuncinya, konsep yang out of the box itu lahir dari sebuah keberanian dalam berpikir," jelas lelaki yang pernah juga menjadi eksekutif produser album band rock Cynomadeus serta promotor konser 100 Kota Iwan Fals album Mata Dewa dan konser Kantata Takwa di Stadion Utama Senayan itu.
Menurutnya, selain keberanian berpikir dalam melahirkan ide konsep, promotor itu juga harus penuh perhitungan, terutama dalam bekerja sama. Kalau jaman sekarang ini kita harus bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Bahkan di Tahun 1989, ia orang pertama yang mempelopori penjualan kaset secara indie (tanpa melalui distribusi toko kaset) yang laku 80 ribu copy dalam sehari lewat konser Iwan Fals album Mata Dewa di Parkir Timur Senayan Jakarta.
Tak hanya itu, pemilik nama lengkap Haji Sofyan Ali, kelahiran Jakarta 27 Januari 1949, yang saat itu terkenal dengan mendirikan brand perusahaan AIRO (Arena Indonesia Productions) dan JEPS (Jakarta Entertainment Productions Syndicate) itu juga menjadi sosok dibalik layar dari sejumlah nama tokoh nasional yang ia bikinin konsep kegiatan spektakuler. Seperti konsep Takbir Akbar untuk Pak Harto Presiden RI, saat itu pukul beduk di malam takbiran Idul Fitri pada tahun 1997 dan 1998.
"Saat itu Pak Probosutedjo minta konsep pertunjukan akbar ke saya untuk Pak Harto. Lalu saya konsepin dan mengemasnya dengan namaTakbir Akbar, yaitu Pak Harto pukul beduk pas malam takbiran di Monas. Dan Alhamdulilah diselenggarakan dua kali berlangsung sukses. Takbir Akbar malam lebaran Idul Fitri di Monas tahun 1997 dan 1998," terangnya.
Kemudian konsep merilis album kaset 'Tidak Semua Laki-Laki' untuk Basofi Sudirman yang saat itu maju menjadi Gubernur Jawa Timur. Karena masa itu memang tidak biasa seorang pejabat juga menjadi penyanyi yang populer. Saat itu album kaset tersebut juga "meledak" di pasaran dengan ratusan juta copy di tahun 1992.
Lalu Sofyan Ali juga mempelopori event kegiatan Ramadan Fair di kota Medan. Dimana konsep tersebut ia berikan untuk Afdillah Walikota Medan saat menjabat di masa itu tahun 2001.
Sofyan Ali juga pernah diberi mandat oleh Prabowo Subianto, masa itu saat menjabat Danjen Kopassus, untuk bikin perhelatan terbesar dan meriah pada HUT Kopassus di Batujajar Bandung dan Istora Senayan.
Selama Sofyan Ali berkecimpung di dunia showbiz, banyak peristiwa menarik. Salah satunya saat menggelar event pertunjukan internasional 'Buffalo Bill's Wild West and Rough Riders' di Istora Senayan tahun 1998. Dimana ia harus mengangkut sekitar 200 ekor kuda yang diterbangkan dari Texas (America) ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan komersial Korea.
Pertunjukan yang berlangsung selama dua minggu itu sangat kolosal, dengan menyulap Istora Senayan menjadi area koboi. Selain binatang kuda tentunya juga mendatangkan para pemain, crew, dan perlengkapan senjata tembak-tembakan seperti film koboi.