Kemampuan Melokalisir Masalah
Belajar Dari Konflik Sahara dan Yai Imin
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita disuguhkan dengan sebuah  tantangan dan masalah besar atau kecil , namun semua masalah yang ada bisa dikemas menjadi besar atau kecil tergantung kepandaian kita mengemasnya apakah akan menjadi lebih melebar atau  mempersempit  karena itu kita harus memiliki kecakapan untuk melokalisir setiap permasalahan yang muncul meskipun harus diakui faktanya terkadang banyak orang  cenderung terjebak dengan menceburkan diri dengan menjadi bagian dari siklus memperbesar masalah yang awalnya skala kecil bisa berubah menjadi besar  tanpa menyadari bahwa hal tersebut hanya akan menambah beban pikiran bahkan dengan memperbesar  masalah yang kecil menjadi besar  hanya akan menimbulkan kecemasan yang tidak perlu, membuang-buang waktu dan pikiran dan bahkan dapat  penurunan mood itulah mengapa pentingnya memiliki  kapasitas untuk melokalisir permasalahan atau istilah lain sering disebut dengan problem solving atau kemampuan soft skill penting dengan melibatkan pemikiran kritis, analitis, dan kreatif dalam mencari jalan keluar terbaik dari berbagai situasi, namun sangat disayangkan seringkali kita terjerat dengan mengembangkan masalah, menambahkan bumbu-bumbu penyedap  hingga terasa semakin nikmat untuk dikonsumsi tidak sadar bahwa itu mengandung racun yang bisa membahayakan bagi diri dan lingkungan akibatnya  semua menjadi lebih runyam, lebih sulit, lebih gelap, suram  dan menjadi semakin tidak jelas, itulah mengapa seorang dokter dalam mendiagnosa penyakit sipasien  selalu diawali dengan pertanyaan apa yang dirasa ini dilakukan supaya tidak salah dalam memberikan terapi obat  karena salah salah bukan menyembuhkan tetapi malah memperparah penyakitnya itulah sebabnya dalam sebuah konflik musti mengetahui akar persoalan Â
Rasanya kita  harus belajar  pada kasus yang sedang viral di jagad maya bagaimana perseteruan antara Ibu Sahara dan Yai Imin adalah berawal dari  permasalahan sepele alias remeh temeh tentang soal parkir mobil  tetapi kemudian menjadi melebar hatta yang berbau privat sekalipun menjadi bahan konsumsi celakanya  yang mengkonsumsi issue ini tidak sebatas Sahara  seorang diri tetapi kemudian menyeret nama  suami ikut terlibat, sopirnya ikut terlibat, bahkan tetangga,  ketua RW dan RT Kavling Depag, Lowokwaru, hatta Kepala Kelurahan Merjosari, Kota Malang ikut melibatkan diri dalam kancah perseteruan  yang dikelola sangat manis oleh Sahara dengan menjadikan Yai Imin dan istrinya sebagai common enemy (musuh bersama)  sebagai terpidana tunggal yang patut dipersalahkan oleh warga Kavling Depag padahal semua yang teseret dalam pusaran kasus Sahara dan Yai Imin tidak mengetahui ujung pangkalnya awal kasus terjadi tetapi semuanya terlihat sangat  menikmati hidangan lezat yang disuguhkan oleh seorang Sahara meskipun ujung-ujungnya menjadi blunder tak ubahnya  benang kusut seolah sulit untuk keluar dari jerat perseteruan ini karena sudah hilangnya olah pikir dan olah rasa, padahal kalau mau bersikap  jujur  semua bisa melepaskan ego masing-masing dengan duduk bersama  untuk menemukan  akar persoalan karena hanya  berangkat dari akar persoalan akan menemukan soluasi terbaik namun harus diakui memang ini tidak mudah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara effektif , mencari penyebab utamanya apa,  lalu menerapkan solusi terbaik karena itulah pentingnya kita memiliki skil problem solving atau  keterampilan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisisnya, dan menemukan solusi yang efektif, untuk menemukan solusi yang tepat, kita perlu memahami masalah tersebut, mengumpulkan informasi, mengevaluasi berbagai pilihan solusi, dan kemudian mengambil keputusan serta melaksanakan solusi tersebut
Salah satu contoh  problem solving dalam kehidupan sehari-hari  bisa berupa menyelesaikan konflik antar teman kerja,  konflik antar tetangga, bahkan konflik antar saudara, konflik antar organisasi, dan konflik antar kelompok dengan kelompok lainnya semua ini bisa diselesaikan melalui pendekatan  problem solving  atau pemecahan masalah secara  terarah,  secara langsung untuk menemukan suatu solusi ,  kita bisa lebih mudah menghadapi berbagai situasi dan membuat keputusan yang lebih tepat, lebih bijak, lebih baik jadi  betapa pentingnya untuk terus mengasah dan meningkatkan keterampilan ini dalam setiap aspek kehidupan sehingga kita tidak menjadi bagian dari permasalahan yang sedang terjadi tetapi justru tampil menjadi penengah dengan memberikan solusi terbaik, namun demikian kita harus memiliki kapasitas dalam melakukan problem solving minimal kemampuan komunikasi yang baik , dan keberanian akan sangat diperlukan dalam menangani masalah terutama bila melibatkan orang lain.
Sebagai penutup dari tulisan ini mengutip pendapat Terence McKenna "The problem is not to find the answer, it's to face the answer" bahwa kesulitan terbesar bukanlah menemukan solusi dari suatu masalah, melainkan memiliki keberanian untuk menerima dan bertindak berdasarkan solusi tersebut, seringkali kita sudah mengetahui kebenaran atau solusi, tetapi rasa takut atau ketidak nyamanan membuat kita enggan menghadapinya, sehingga kita mencari jalan pintas dengan cara  menceburkan diri dengan memperburuk keadaan.  Demikian semoga bermanfaat
Kamis, 16 Oktober 2025
Kreator Kompasiana : Inay Tea, Pondok Damai, Cileungsi, Kab. Bogor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI