Sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, ada suatu adegan sejarah yang mungkin sudah mulai dilupakan oleh warga Indonesia, terlebih oleh kaum muda. Adegan sejarah tersebut sebenarnya merupakan awal mula dari terbentuknya negara Republik Indonesia.
Pada tahun 1925, seorang pemuda berusia 27 tahun asal Sumatera, menuliskan gagasannya tentang tujuan perjuangan menuju Republik Indonesia. Ia adalah Tan Malaka, seorang pejuang kemerdekaan dari Sumatera, yang kelak namanya akan dikenal sebagai "Bapak Republik Indonesia". Julukan tersebut tidak semasyhur julukan "Bapak Proklamator" yang disematkan kepada Soekarno dan Moh. Hatta. Akan tetapi ide republik yang ia sampaikan berhasil ditangkap dan diperjuangkan oleh para pejuang hingga momentum 17 Agustus 1945 tersebut.
Dalam bukunya Naar De Republiek Indonesia atau Menuju Republik Indonesia, Tan Malaka menegaskan bahwa bentuk negara Republik adalah pilihan paling tepat bagi bangsa Indonesia yang saat itu masih berada di bawah penjajahan Belanda. Menurutnya, jika setelah merdeka Indonesia memilih bentuk negara kerajaan, maka yang muncul hanyalah bentuk feodalisme baru. Akibatnya, rakyat tetap hidup dalam penderitaan karena kekuasaan hanya berpusat pada keluarga bangsawan. Dengan memilih republik, Tan Malaka ingin menekankan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat dan bukan diwariskan secara turun-temurun.
Bentuk negara Republik memungkinkan terciptanya persatuan nasional. Dalam sistem ini, negara tidak berdiri atas dasar satu etnis, satu raja, atau satu garis keturunan, melainkan atas kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dengan adanya republik, semua daerah di Nusantara dapat bersatu di bawah satu negara, bukan terpecah-pecah dalam kerajaan-kerajaan lokal.
Tan Malaka (Sumber: Painters)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI