Industri perbankan Indonesia tengah menyaksikan transformasi digital yang luar biasa. Di tengah arus teknologi dan perubahan perilaku nasabah, bank digital tampil sebagai bintang baru. Tak hanya bank digital murni yang berdiri sendiri, kini bank-bank besar nasional juga meluncurkan versi digital mereka sendiri sebagai pelengkap layanan konvensional.
Lantas, bagaimana proyeksi bank digital di tahun 2025, dan apa bedanya antara yang murni dan yang 'menempel' pada bank induk?
Pertumbuhan Eksponensial Bank Digital Murni
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bahwa jumlah pengguna bank digital akan meningkat sebesar 52,3% secara tahunan (YoY) pada 2025. Hal ini sejalan dengan peningkatan volume transaksi melalui BI-FAST sebesar 34,1%, mencerminkan pergeseran gaya hidup masyarakat menuju layanan perbankan yang serba digital dan instan.
Beberapa bank digital murni telah menunjukkan kinerja cemerlang pada kuartal I/2025. Sebut saja:
- PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencetak pertumbuhan laba 902,8% YoY menjadi Rp110,91 miliar hingga Februari 2025, didorong oleh penurunan beban operasional hingga 42,35%.
- PT Bank Jago Tbk mencatatkan laba sebesar Rp39,88 miliar, tumbuh 214,76% YoY, berkat lonjakan pendapatan bunga bersih sebesar 70,37%.
- PT Bank Seabank Indonesia juga mencatatkan laba Rp67,78 miliar atau tumbuh 98,94% YoY.
Data kinerja Bank Digital, Sumber: DataIndonesia.id/File Merza Gamal
Data ini menunjukkan bahwa model bisnis digital-first mulai memberikan hasil nyata, bahkan melampaui ekspektasi banyak pelaku industri.
Bank Digital dari Induk Konvensional: Stabil dan Terintegrasi
Di sisi lain, sejumlah bank besar tak tinggal diam. Mereka meluncurkan entitas digital yang menyatu dengan layanan konvensional:
- Livin' by Mandiri
- Wondr by BNI
- BYOND by BSI
- BRImo by BRI
- Blu by BCA Digital (walau memiliki entitas terpisah, namun tetap dalam keluarga BCA)
Entitas ini bukan sekadar pelengkap. Mereka membawa kekuatan sistem perbankan konvensional yang matang dan luas. Dengan jaringan kantor cabang, dukungan regulasi kuat, dan basis nasabah besar, entitas ini lebih stabil dan dipercaya banyak nasabah yang masih belum sepenuhnya beralih ke ekosistem digital penuh.
Perbedaan Strategi dan Karakter Layanan
Analisis: Siapa yang Lebih Unggul?