Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Kerugian Melewatkan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Diperbarui: 3 April 2025   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa. (Unsplash via Kompas.com)

Saat Ramadan berlalu, suasana penuh berkah dan semangat ibadah masih terasa di hati kaum Muslim. Hari kemenangan Idul Fitri menjadi momen penuh kebahagiaan, diiringi dengan silaturahim, jamuan makan, dan kebersamaan dengan keluarga serta sahabat. 

Namun, di balik euforia ini, ada sebuah kesempatan emas yang kerap terlewatkan---puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Banyak yang tidak menyadari bahwa melewatkan ibadah ini berarti kehilangan peluang luar biasa yang telah Rasulullah SAW anjurkan.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Kesempatan yang Setara dengan Puasa Setahun

Bayangkan seseorang yang menjalankan puasa seumur hidupnya. Betapa besar pahala dan keberkahannya! Rasulullah SAW memberikan kabar gembira bahwa mereka yang berpuasa penuh di bulan Ramadan dan melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal akan memperoleh pahala seperti berpuasa selama setahun penuh. 

Beliau bersabda: "Barang siapa berpuasa Ramadan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti telah berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim). 

Ini adalah perhitungan ilahi---sebuah kemurahan dari Allah SWT yang memberikan ganjaran besar hanya dengan sedikit tambahan usaha. Namun, sayangnya, banyak orang melewatkan kesempatan berharga ini hanya karena terlena dalam perayaan dan kesibukan duniawi.

Ramadan sebagai Training Akbar, Syawal sebagai Continuous Improvement

Dalam dunia manajemen dan pengembangan diri, ada konsep continuous improvement, yaitu perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas suatu sistem. Ramadan adalah training akbar bagi setiap Muslim---sebuah program intensif yang melatih kedisiplinan, pengendalian diri, serta peningkatan spiritual. 

Namun, sebagaimana dalam dunia profesional, pelatihan tanpa praktik lanjutan akan membuat ilmu cepat hilang. Begitu pula dalam ibadah, tanpa kesinambungan, semangat Ramadan bisa cepat luntur.

Syawal hadir sebagai fase continuous improvement, di mana kita diberikan kesempatan untuk menerapkan dan mempertahankan kebiasaan baik yang telah dibentuk selama Ramadan. Puasa Syawal berfungsi sebagai jembatan agar nilai-nilai Ramadan tidak menguap begitu saja, tetapi terus menjadi bagian dari kehidupan seorang mukmin sejati sepanjang masa. 

Jika seorang atlet berhenti berlatih setelah kompetisi besar, kebugarannya akan menurun. Begitu pula dengan spiritualitas kita---tanpa upaya untuk mempertahankannya, kita akan kembali ke kebiasaan lama yang kurang produktif secara ruhani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline