Mohon tunggu...
Widyatmoko
Widyatmoko Mohon Tunggu... Co-Founder of Aviasi.com

Fokus Pada Aviasi dan Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Harapan kepada Direksi Baru Maskapai Nasional Kita

16 Oktober 2025   11:49 Diperbarui: 16 Oktober 2025   16:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat B737 Garuda Indonesia ( Sumber: Shutterstock/Cesc_Assawin via Kompas.com)

Seorang pemimpin perusahaan pada umumnya akan mengantarkan kesuksesan perusahaan tersebut, karena di tangan pemimpin lah perencanaan dan pengelolaan (yang baik) melancarkan jalannya usaha bisnis untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Hal ini setidaknya satu irama dengan sebuah pernyataan dari mantan Menteri BUMN kita yaitu (alm) Bapak Tanri Abeng yang pernah mengatakan "wahai para Komut (Komisaris Utama), jika perusahaan Anda tidak berjalan dengan baik maka lihatlah CEO-nya (baca pemimpinnya).

Hal ini juga pastinya berlaku pula pada maskapai penerbangan, hanya saja maskapai tidak hanya dipandang sebagai maskapai saja tetapi juga sebagai perusahaan sehingga manajemennya pun tidak hanya mencakup manajemen seperti pada perusahaan lainnya tapi juga disertai dengan manajeman armada (fleet management).

Karena kesuksesan sebuah maskapai penerbangan tidaklah hanya berupa keuntungan operasional saja melainkan juga luas dan kuatnya jaringan (network) karena dengan luas dan kuatnya jaringan maka akan banyak pula penumpang yang mengisi kursi kursi pesawat -- baik melalui jalur penerbangan ataupun frekuensi penerbangan yang dilakukan.

Perluasan dan penguatan jaringan dilakukan dengan armada yang dimiliki baik dari sisi jumlah pesawat maupun utilisasinya serta pemilihan jalur serta frekuensi penerbangan yang matang seperti melalui perhitungan dengan metriks maskapai, oleh karenanya pesawat memiliki peran yang sangat utama bagi maskapai -- baik dari sisi jumlah maupun utilisasinya.

Namun sebaliknya, ketidaksuksesan sebuah maskapai tidak hanya berupa kerugian operasional yang melambung tinggi namun juga sedikitnya dan lemahnya jaringan yang dimiliki sehingga maskapai (nyaris) tidak memiliki daya saing di pasar yang kompetitif yang pada akhirnya menyebabkan kursi kursi tidak maksimum keterisiannya dan ketika biaya operasional meningkat maka kerugian operasional menjadi outputnya.

Mungkin untuk contoh dari ketidaksuksesan tidaklah sulit kita terka terutama dengan berbagai pembicaraan mengenai sebuah maskapai penerbangan yang baru saja membukukan kerugian hingga Rp. 2,4 triliun namun kemudian mendapatkan suntikan dana (lagi dan lagi) yang 'katanya' sebagian untuk program restrukturisasi (yang entah kapan usainya).

Namun mari kita tidak membahas ketidaksuksesan tersebut, mari kita melihat kesuksesan maskapai penerbangan di dunia, dan seperti pada awal dikatakan bahwa seorang pemimpin perusahaan akan dapat merefleksikan kesuksesan perusahaan, oleh karena itu ulasan disini bukan dari sisi maskapainya melainkan dari sisi pemimpinnya.

Ulasan ini bukanlah hanya penilaian pribadi penulis namun juga berdasarkan dari berbagai sisi seperti ulasan dari para penggemar aviasi serta penilaian dari berbagai platform media seperti CEOWORLD Magazine dan lainnya.

Mari kita mulai..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun