Lihat ke Halaman Asli

HEADLINE NEWS

Aktual & Terpercaya

Pembangunan Drainase di Desa Banyukapah Sampang: Dibangun Asal Jadi Tanpa Galian Pondasi?

Diperbarui: 16 Agustus 2025   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Andre Setiawan

SAMPANG, MADURA - Pelaksanaan proyek pembangunan saluran drainase di Desa Banyukapah, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, memicu pertanyaan publik terkait kepatuhan terhadap standar teknis konstruksi dan prinsip transparansi anggaran. Proyek yang dibiayai dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2025 dengan pagu senilai Rp161 juta tersebut menjadi sorotan setelah ditemukan sejumlah aspek pengerjaan di lapangan yang dinilai tidak sesuai dengan praktik konstruksi umum.

Proyek infrastruktur desa ini menjadi perhatian penting mengingat sumber pendanaannya berasal dari alokasi publik yang akuntabilitasnya wajib dipertanggungjawabkan. Temuan di lokasi mendorong munculnya diskursus mengenai pentingnya pengawasan dalam setiap tahap pembangunan di tingkat desa.

Temuan di Lapangan: Ketiadaan Galian Pondasi dan Kualitas Material

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada Rabu, 13 Agustus 2025, pelaksanaan proyek drainase sepanjang kurang lebih 220 meter ini menunjukkan beberapa catatan krusial. Isu paling fundamental yang mengemuka adalah metode pemasangan struktur drainase.

  • Pondasi Bangunan: Terpantau bahwa konstruksi batu langsung disusun di atas permukaan tanah tanpa didahului proses penggalian pondasi. Dalam standar teknik sipil, galian pondasi merupakan elemen esensial untuk memastikan stabilitas, kekuatan, dan umur pakai sebuah bangunan, terutama untuk infrastruktur saluran air.

  • Kualitas Material: Material batu yang digunakan dalam proyek ini secara visual tampak pucat dan dinilai memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi, memunculkan kekhawatiran terkait daya tahan konstruksi dalam jangka panjang.

  • Transparansi Proyek: Hingga pengerjaan berlangsung, tidak ditemukan papan informasi proyek yang seharusnya terpasang di lokasi. Papan informasi merupakan media transparansi publik yang wajib memuat detail pekerjaan, mulai dari sumber dana, nilai kontrak, volume, hingga pelaksana kegiatan.

Seorang warga sekitar yang secara rutin melintasi area proyek menyatakan keprihatinannya. Menurutnya, kualitas pengerjaan yang terlihat secara kasat mata tidak mencerminkan standar yang diharapkan.

"Kualitas batu kelihatan rapuh, pondasi juga tidak digali. Kok pekerjaannya seperti itu. Apa tidak ada pilihan material yang lebih baik?" ujarnya. 

Ia berharap adanya pemantauan dari pihak-pihak berwenang untuk memastikan dana publik dimanfaatkan secara optimal.

Keberadaan Saluran Lama Timbulkan Pertanyaan Volume Proyek

Selain isu teknis, persoalan lain yang menjadi sorotan adalah keberadaan saluran drainase lama di sepanjang jalur pembangunan baru. Kondisi saluran eksisting tersebut terpantau masih fungsional dan tampak layak pakai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline