Lihat ke Halaman Asli

Maghfiroh Ainissa

Mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura

Cultural Lag dalam Pertemanan Virtual: Ketika Teknologi Lebih Cepat dari Nilai Sosial

Diperbarui: 24 Juni 2025   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Interaksi Virtual (Sumber: Viral Rang, Pinterest)

Oleh: Maghfiroh Ainissa

Pendahuluan         

Interaksi sosial pada saat ini mulai mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya teknologi yang begitu cepat. Dalam waktu singkat, manusia bisa dengan mudah memanfaatkan teknologi untuk membantu berbagai aktivitas sehari-hari. Salah satu contohnya terlihat dalam cara manusia menjalin relasi. Jika dulu seseorang harus bertemu langsung untuk membangun pertemanan, maka kini hal itu tidak lagi menjadi keharusan. Di era digital seperti sekarang, cukup menggunakan media sosial, game online, atau aplikasi chatting, seseorang sudah bisa mendapatkan teman tanpa harus bertatap muka. Fenomena ini dikenal sebagai teman virtual (Mariza, 2021).

Namun, tidak semua orang bisa langsung menerima perubahan ini. Masih banyak yang menganggap bahwa pertemanan yang tidak terjadi secara langsung bukanlah pertemanan yang nyata. Inilah yang disebut oleh William Ogburn dalam Teori Fungsionalis sebagai cultural lag. Cultural lag terjadi ketika teknologi berkembang lebih cepat daripada nilai-nilai sosial di masyarakat (Ogburn, 1922). Dalam konteks ini, teknologi komunikasi sudah sangat maju, tapi cara pandang terhadap makna pertemanan belum sepenuhnya ikut berubah (Yuliana & Andriani, 2022). Artikel ini akan membahas bagaimana pertemanan virtual menjadi bagian dari perubahan sosial, dan bagaimana masyarakat menyesuaikan diri dengan cara baru dalam menjalin hubungan.

Ilustrasi Interaksi Virtual (Sumber: Pinned It, Pinterest)

Kajian Pustaka: Teori Fungsionalis William Ogburn – Cultural Lag 

Tapi sebelum lebih jauh, teori fungsionalis sendiri memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerja sama demi tercapainya keseimbangan sosial. Dalam konteks perubahan sosial, teori ini melihat perubahan sebagai proses yang wajar, meskipun dapat menimbulkan gangguan terhadap tatanan masyarakat yang stabil. Salah satu tokoh penting dari pendekatan ini adalah William F. Ogburn, yang dikenal melalui konsep Cultural Lag atau kesenjangan budaya (Ogburn, 1922). Menurut Ogburn, perubahan sosial tidak terjadi secara seragam pada semua unsur budaya. Ia membagi unsur budaya menjadi dua jenis, yaitu budaya material dan budaya non-material. Budaya material mencakup teknologi, alat, dan inovasi fisik, sedangkan budaya non-material meliputi nilai, norma, aturan sosial, dan kepercayaan (Ogburn, 1922).

Cultural Lag terjadi ketika budaya material berkembang lebih cepat dibandingkan budaya non-material, sehingga muncul kesenjangan dalam masyarakat. Dalam proses perubahan, Ogburn menjelaskan bahwa masyarakat akan mengalami masa transisi ketika teknologi atau unsur material lainnya sudah maju, tetapi nilai sosial yang mendasarinya belum sepenuhnya menyesuaikan diri. Ketidakseimbangan ini dapat menimbulkan masalah sosial atau kebingungan dalam menanggapi bentuk kehidupan baru (Budiyanti, 2022). Namun, seiring waktu, masyarakat akan mulai menilai apakah perubahan itu membawa fungsi positif. Jika ya, maka perubahan tersebut akan diterima dan diintegrasikan dalam kehidupan sosial (Budiyanti, 2022). Konsep Cultural Lag dari Ogburn sangat relevan dalam menjelaskan perubahan sosial akibat perkembangan teknologi digital, seperti munculnya fenomena pertemanan virtual, karena menunjukkan bagaimana masyarakat belum sepenuhnya siap menyesuaikan nilai-nilai sosial terhadap bentuk relasi sosial yang baru (Yuliana & Andriani, 2022).

Ilustrasi Interaksi Virtual (Sumber: DigitalBackdorps, Pinterest )

Pertemanan Virtual dalam Analisis Teori Fungsionalis – Cultural Lag

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline