Lihat ke Halaman Asli

Trilita Apriani

Menulis sambil belajar

Rangkap Tugas, Why Not?

Diperbarui: 12 Agustus 2021   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Dokumen Pribadi LIta

Setiap orang menginginkan dan memimpikan pekerjaan dan kedudukan  yang nyaman dengan segudang fasilitas di dalamnya, karier yang mempesona dengan kedudukan yang mumpuni, kompensasi yang menggiurkan plus tunjangan ini itu

. Tapi tidak semua orang beruntung untuk mendapatkannya, dan tidak semua orang mengukur kesuksesan karier dari materi saja, tetapi juga dari segi lainnya misalnya hubungan yang harmonis dengan atasan dan rekan kerja juga menjadi tolak ukur dari sebuah kesuksesan dalam berkarier.

Berbicara mengenai pengembangan karier, tidak semua orang bisa melangkah cepat mengembangkan kariernya, hal tersebut tergantung dari kesempatan yang diberikan organisasi tersebut, dan kesempatan bagi seorang worker tersebut mau dan ingin mengembangkan diri.

Rangkap tugas adalah salah satu koridor yang bisa dijalankan guna mengembangakan karier, dimana seseorang bisa melaksanakan tugas lainnya disamping tugas rutin atau tugas yang tertuang dalam job descnya. 

Jika bisa melihat celah maka pemberian rangkap tugas merupakan kesempatan yang bagus bagi seorang karyawan untuk unjuk gigi terhadap kemampuan kerjannya yang dimiliki kepada pimpinan, namun terkadang hal tersebut sering mengalami masalah.

Masalah yang mungkin menjadi pertimbangan dalam menerima tugas rangkap adalah, bahwa tugas tersebut adalah merupakan tugas dan tanggungjawab dari salah satu rekan kerja kita, sehingga timbul perasaaan tidak enak hati lantaran kita dianggap sok tau mengenai pekerjaan yang bukan merupakan tugas dan tanggung jawab kita. 

Hal ini dapat mempengaruhi hubungan kerja dan menyebabkan ancaman bagi yang empunya kerja. dan pada akhirnya tidak lagi terciptanya hubungan yang harmonis dengan rekan sekerja.

Masalah lain yang mungkin timbul dari rekan kerja yang lain yang juga akan ikut memusuhi kita, lantaran juga khawatir jabatannya juga terancam, mereka berpikir kalau hari ini pekerjaan "si A" di rebut, mungkin besok pekerjaanya juga bisa diambil.  Hal ini tentu saja juga akan mengganggu kesehatan mental bagi kita yang diberi kesempatan rangkap tugas, dan juga bagi rekan kerja yang lain.

Secara pribadi, kesempatan untuk melaksanakan tugas lainnya atau disebut tugas khusus merupakan kesempatan emas untuk menunjukan kemampuan kerja kita terhadap pimpinan, namun tentu saja jika kita mampu dan berhasil melaksananya, dengan catatan tugas inti atau tugas rutin kita sudah dikerjakan dengan baik juga. 

Jangan sampai melaksanakan tugas lain, tetapi tugas inti kita belum sempurna. Hal ini juga akan menjadi bahan cemoohan rekan kerja yang lain.

Akan tetapi, perlu di pikirkan apakah jika kita berhasil menyelesaikan tugas khusus tadi dengan hasil baik, apakah pimpinan akan mengapresiasi kita? atau jangan-jangan pimpinan hanya memanfaatkan tenaga kita, untuk hal-hal khusus yang sebenarnya dianggapnya hal biasa dan menggaggap bahwa setiap karyawan harus bisa dan bersedia mengerjakan tugas khusus walaupun bukan tanggungjawabnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline