Lihat ke Halaman Asli

Komang Putri Natia Sutiartini

Mahasiswa S1 Kebidanan Undiksha

Obesitas Sebagai Pemicu Gangguan Kesuburan: Apa yang Harus Diketahui Wanita?

Diperbarui: 28 April 2025   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak wanita bermimpi memiliki keluarga dan keturunan di masa depan. Namun, tanpa disadari, kebiasaan kecil yang kita anggap sepele hari ini bisa menjadi hambatan besar dalam perjalanan itu. Salah satu faktor yang sering terlupakan namun sangat berpengaruh adalah obesitas.

Obesitas bukan hanya soal ukuran tubuh atau penampilan. Ia adalah ancaman serius yang secara perlahan merusak keseimbangan sistem reproduksi wanita --- dari siklus menstruasi, kualitas sel telur, hingga peluang untuk mempertahankan kehamilan.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas bagaimana obesitas merusak kesehatan reproduksi wanita, dan langkah nyata apa yang bisa kita ambil untuk melindunginya.


Bagaimana Obesitas Mengganggu Sistem Reproduksi Wanita?

1. Ketidakseimbangan Hormon

Tubuh wanita membutuhkan keseimbangan hormon yang tepat untuk berovulasi dan mempertahankan kehamilan. Pada wanita obesitas, jaringan lemak berlebih menghasilkan hormon estrogen dalam jumlah yang berlebihan. Kelebihan estrogen ini membuat siklus ovulasi terganggu atau bahkan berhenti sama sekali --- kondisi yang dikenal sebagai anovulasi.

2. Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Ketika ovulasi tidak terjadi dengan normal, siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Ini bukan hanya membuat perencanaan kehamilan sulit, tetapi juga menjadi tanda bahwa sistem reproduksi tidak berfungsi optimal.

3. Peningkatan Risiko Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Obesitas meningkatkan resistensi insulin, yang berperan besar dalam perkembangan PCOS --- gangguan hormon yang umum terjadi pada wanita usia subur dan menjadi penyebab utama infertilitas. Wanita dengan PCOS sering mengalami kista di ovarium, gangguan ovulasi, dan ketidakteraturan haid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline