Semua orang memainkan peran dan topeng sugar coating, yang berbeda hanya pada kadarnya. Bukankah begitu?
SUGAR COATING dalam penjabaran yang mengacu pada kamus Cambridge Dictionary, disebut sebagai suatu tindakan, pengucapan kalimat, atau ungkapan janji-janji.
Sampai di situ, terdengar tidak akan ada masalah apa pun. Sebab, kalimat tersebut masih terputus. Bagian menariknya justru segera tiba, ada pada lanjutannya.
Tanduk kita mungkin akan mulai berdiri bila kalimat seterusnya adalah tindakan, kalimat, atau janji-janji tersebut disajikan ciamik dengan cara melapisinya dengan toping manis bagai kue tart.
Maksud terselubung dari tindakan atau peran tersebut mudah ditebak. Tak lepas dari maksud agar memberikan kesan positif atau sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.
Mengapa hal ini dilakukan oleh seseorang? Tentu agar tidak mengumbar sesuatu hal yang dianggap kurang baik atau tidak menyenangkan dan tidak dapat diterima oleh orang lain.
Untuk dapat mempraktikkan sugar coating dengan baik, dibutuhkan kompetensi khusus yang tidak dikuasai oleh semua orang. Atau, orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukannya.
Tujuan yang jelas dari praktik sugar coating adalah untuk menyampaikan hal-hal yang getir dengan cara yang lebih halus, sehingga diperkirakan tidak akan menyakitkan perasaan seseorang.
Sampai di sini, apa yang salah dari seseorang yang terampil dalam menggunakan kemampuan ber-sugar coating dalam bersosialisasi, termasuk dalam berinteraksi di dunia kerja.
13 Keuntungan Sugar Coating di Tempat Kerja
Jika ingin mencoba memahaminya, mari kita menakar keuntungan praktik sugar coating secara kepala dingin. Kesampingkan dulu bila Anda ingin segera melakukan moral judgement.