Lihat ke Halaman Asli

Setiap Kelahiran Seharusnya Menjadi Harapan, Bukan Taruhan Antara Hidup dan Mati

Diperbarui: 13 Oktober 2025   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar

"Setiap kelahiran seharusnya menjadi harapan, bukan taruhan antara hidup dan mati". Kalimat ini bukan sekadar ungkapan emosional, melainkan refleksi atas kenyataan yang masih dihadapi banyak perempuan di Indonesia dan dunia. Di tengah kemajuan teknologi dan layanan kesehatan modern, masih ada ibu yang harus mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan. Ironisnya, risiko tersebut sering kali bukan disebabkan oleh kurangnya upaya pribadi, tetapi oleh sistem kesehatan dan dukungan sosial yang belum sepenuhnya berpihak pada keselamatan ibu dan bayi.

Kesehatan ibu dan anak adalah cermin kemanusiaan sebuah bangsa. Ukuran kemajuan tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, infrastruktur megah, atau inovasi teknologi, tetapi juga dari sejauh mana negara melindungi kehidupan yang paling rentan---ibu yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan generasi penerusnya. Di titik inilah, kesehatan ibu dan anak bukan lagi sekadar isu medis, melainkan indikator keberadaban sosial dan moral bangsa.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa setiap dua menit, seorang ibu di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Artinya, setiap dua menit pula, sebuah keluarga kehilangan sosok yang menjadi sumber kasih, kehidupan, dan pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 telah menegaskan komitmen global untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, dan kematian bayi di bawah 12 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, target tersebut masih menjadi pekerjaan rumah besar yang menuntut kolaborasi nyata lintas sektor.

Penyebab utama kematian ibu, seperti perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi, seharusnya dapat dicegah melalui deteksi dini, layanan kesehatan primer yang kuat, dan sistem rujukan yang cepat. Sementara itu, kematian bayi umumnya dipicu oleh kelahiran prematur, asfiksia, serta kurangnya pemenuhan gizi dan imunisasi. Persoalan ini tidak berdiri sendiri; ia berakar pada struktur sosial, ekonomi, dan budaya yang kompleks. Kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan, rendahnya literasi kesehatan reproduksi, hingga ketimpangan geografis antara wilayah perkotaan dan pedesaan, semuanya menjadi faktor penentu yang sering kali diabaikan.

Kematian seorang ibu bukan sekadar kehilangan satu individu, melainkan kehilangan masa depan. Anak yang kehilangan ibunya akan kehilangan asuhan terbaik, keluarga kehilangan penopang utama, dan masyarakat kehilangan bagian penting dari generasi penerus. Karena itu, penyelamatan ibu dan anak harus dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam pembangunan manusia. Negara yang serius menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesungguhnya sedang menanam pondasi bagi masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Upaya memperkuat layanan kesehatan primer menjadi langkah strategis yang tidak bisa ditawar. Akses terhadap tenaga kesehatan yang kompeten, layanan antenatal yang berkualitas, dan persalinan yang ditangani oleh tenaga profesional adalah kunci utama. Namun, hal itu belum cukup. Di era digital, transformasi teknologi kesehatan membuka peluang besar untuk mempercepat pelayanan. Pencatatan kehamilan berbasis aplikasi, layanan konsultasi daring, dan sistem rujukan cepat yang terintegrasi dapat membantu tenaga kesehatan memberikan respons lebih efektif, terutama di daerah terpencil. Digitalisasi layanan bukan sekadar modernisasi sistem, tetapi wujud tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap ibu, di mana pun berada, mendapat hak yang sama untuk melahirkan dengan aman.

Meski demikian, kemajuan teknologi tidak akan berarti tanpa fondasi sosial dan budaya yang kuat. Keselamatan ibu dan anak tidak hanya bergantung pada kecanggihan alat medis, melainkan pada keberfungsian jejaring sosial yang mendukung mereka. Pemberdayaan perempuan menjadi aspek yang tidak dapat dipisahkan dari agenda kesehatan ibu. Perempuan yang memiliki pengetahuan dan kendali atas tubuh serta kesehatannya akan lebih mampu mengambil keputusan yang tepat terkait reproduksi, kehamilan, dan persalinan. Literasi kesehatan reproduksi harus ditanamkan sejak dini---bukan hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada laki-laki dan keluarga sebagai ekosistem pendukung utama.

Keterlibatan masyarakat pun tidak kalah penting. Budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia seharusnya dapat dimaknai kembali dalam konteks penyelamatan ibu dan anak. Dukungan keluarga, komunitas, dan tokoh masyarakat terhadap praktik kehamilan sehat, persalinan aman, serta pemberian ASI eksklusif, dapat memperkuat sistem kesehatan dari akar rumput. Dalam banyak kasus, keputusan seorang ibu untuk melahirkan di fasilitas kesehatan atau tidak sering dipengaruhi oleh lingkungan sosial di sekitarnya. Maka, membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keselamatan ibu dan bayi adalah tanggung jawab bersama.

Senyum seorang ibu yang baru melahirkan bukan hanya tanda kebahagiaan pribadi, tetapi simbol keberhasilan sosial yang lebih luas. Di balik setiap kelahiran yang selamat, terdapat kerja keras tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dan sistem yang berjalan baik. Menyelamatkan ibu dan anak bukan hanya tugas profesi kebidanan atau kedokteran, melainkan tanggung jawab moral kolektif yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Kesehatan ibu dan anak seharusnya ditempatkan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional, sejajar dengan pendidikan dan ekonomi. Tidak ada pembangunan yang berkelanjutan tanpa perlindungan terhadap kehidupan yang paling rentan. Sebab, setiap ibu yang selamat melahirkan adalah penjaga keberlanjutan generasi. Setiap bayi yang lahir sehat adalah harapan baru bagi masa depan bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline