Tito, anak kura-kura yang senang makan dan tidur, dikenal sebagai warga hutan yang tidak mau berolahraga. Ada saja alasan yang dikatakannya saat menolak ajakan untuk berolahraga.
"Lari-lari? Nggak, ah! Aku bisa kecapekan."
"Ya kalau gitu, jalan-jalan pelan saja, To!" ajak Kuthuk, si anak ayam yang lucu.
"Ah, malas! Kamu pasti ninggalin aku. Kamu itu sering lari, nggak inget temen yang jalan pelan," ucap Tito ketus.
Kuthuk terdiam. Dia merasa percuma saja kalau ucapan Tito itu ditanggapi. Pasti Tito akan semakin marah. Akhirnya Kuthuk meninggalkan Tito.
Tito lega. Dia segera masuk kamar.
"Aku lebih nyaman kalau rebahan di kamar," ucap Tito pelan.
Ibu Tito yang sedang meracik sayuran untuk dimasak, menggelengkan kepala. Beliau merasa kewalahan untuk menasehati putra sulungnya agar mau berolahraga. Beliau ingin Tito lincah dan cekatan seperti teman atau adiknya, Lili.
Saat ini, Lili bermain lompat tali bersama Wawah dan Fatan di halaman rumah. Mereka bermain dengan riang. Suara tawa mereka terdengar sampai di kamar Tito. Akibatnya Tito merasa terganggu oleh suara itu. Tito jadi marah dan keluar kamar untuk mengusir Lili dan teman-temannya itu.
"Lili, Wawah, Fatan! Kalian main di lapangan sana! Suara kalian berisik! Ganggu aku yang mau tidur!"