Mohon tunggu...
Mikhael Morla Mardjono
Mikhael Morla Mardjono Mohon Tunggu... Pelajar

Seorang pemuda yang tertarik dengan uang, bercerita, dan mengetik

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Canisius College Cup XL 2025: Dari Arena Pertandingan ke Arena Pembentukan Karakter

5 Oktober 2025   22:29 Diperbarui: 5 Oktober 2025   22:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detik-detik sebelum penjualan tiket

Kegiatan Canisius College Cup XL 2025 telah resmi bergulir dengan meriah.

Lebih dari 200 sekolah dari berbagai daerah ambil bagian, sementara lebih dari 1000 panitia bahu-membahu menyukseskan ajang tahunan yang ditunggu-tunggu ini. Setiap hari, pertandingan berlangsung seru, melibatkan pemain, pelatih, wasit, hingga ribuan penonton yang memberikan dukungan penuh. Namun, CC Cup bukan sekadar pesta olahraga yang penuh sorak-sorai dan kompetisi. Ia adalah sebuah kawah candradimuka: wadah pembentukan karakter, pembelajaran hidup, dan ruang untuk menghidupi nilai-nilai kebersamaan dalam persaudaraan yang damai.

Pembangunan karakter yang saya alami tidak sama dengan yang dialami teman-teman saya yang lain. Banyak teman saya yang mengikuti lomba-lomba olahraga atau pertandingan seni. Mereka belajar arti sportivitas, semangat juang, dan solidaritas tim lewat keringat di lapangan. Namun, saya sendiri tidak ikut bertanding. Peran saya adalah sebagai panitia Defile & Ticketing. Dari luar, mungkin pekerjaan ini terlihat sederhana, jauh dari sorotan penonton atau sorak-sorai kemenangan. Tapi justru dari sinilah saya menemukan nilai-nilai penting yang membentuk diri saya.

Sebagai bagian dari Ticketing, tahun ini kami menghadapi sistem penjualan tiket yang berbeda dari tahun sebelumnya. Tidak lagi secara online, tetapi lebih tertata dengan sistem baru yang menuntut koordinasi lebih ketat. Perubahan ini memaksa saya dan tim untuk belajar beradaptasi, berkomunikasi dengan baik, dan mengatasi kebingungan awal dari pembeli tiket, baik itu adik kelas yang bertugas di Defile, siswa-siswi dari sekolah lain, orang tua murid, maupun guru-guru yang ingin mendukung sekolah mereka. Dari setiap interaksi, saya belajar tentang kesabaran, keramahan, dan pentingnya menjaga sikap profesional meskipun sedang lelah.

Selain Ticketing, pengalaman di Defile juga sangat berkesan. Pada latihan pertama dari tiga kali latihan, suasananya tidak ideal. Banyak petugas yang izin, ada yang kabur, bahkan ada yang bolos latihan. Awalnya saya pesimis, bagaimana mungkin Defile bisa berjalan rapi dan megah jika latihan saja tidak serius? Namun, seiring berjalannya waktu, sesuatu berubah. Perlahan, muncul rasa tanggung jawab dari para petugas. Mereka mulai datang tepat waktu, serius berlatih, dan menunjukkan komitmen untuk menampilkan yang terbaik di hari pembukaan CC Cup.

Dari proses ini saya belajar bahwa disiplin tidak lahir secara instan, tetapi tumbuh dari kesadaran bersama. Kedisiplinan muncul ketika setiap orang merasa dirinya bagian penting dari sesuatu yang lebih besar. Inilah yang saya rasakan: bahwa CC Cup bukan hanya milik panitia inti atau peserta lomba, tetapi milik kita semua yang terlibat.

Beberapa nilai yang saya dapatkan selama menjadi panitia Defile & Ticketing di CC Cup XL 2025 ini adalah tanggung jawab, komunikasi dan kolaborasi, disiplin dan ketekunan, serta spotivitas dalam bentuk lain.

Bekerja di Ticketing menuntut saya untuk selalu sigap dan siap melayani siapa pun yang datang membeli tiket. Kesalahan kecil dalam menghitung jumlah tiket atau harga bisa menimbulkan masalah besar. Di sinilah saya belajar arti tanggung jawab, menyelesaikan tugas sebaik mungkin karena banyak orang bergantung pada kinerja saya. 

Kemudian tidak semua pembeli tiket langsung paham dengan sistem baru. Ada yang bingung, ada yang kesal, bahkan ada yang terburu-buru. Menghadapi semua itu, saya belajar untuk menjelaskan dengan sabar, tetap tenang, dan mencari solusi bersama. Di sisi lain, berkolaborasi dengan adik kelas di Defile mengajarkan saya untuk menghargai peran setiap orang, meskipun berbeda kelas atau usia.

Antrean pembeli tiket
Antrean pembeli tiket

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun