Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Rangga & Cinta", Sebuah Ziarah ke Masa Lalu

5 Oktober 2025   08:18 Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Miles Pictures

Saya menonton Rangga & Cinta dengan perasaan yang aneh. Mungkin seperti seseorang yang datang ke reuni sekolah dan menemukan hampir semua orang masih sama, tapi juga tidak sama. Wajah-wajahnya mirip, kata-katanya diulang, hanya ada sedikit yang berbeda. Hal-hal yang dulu terasa ajaib kini seperti bayangan yang tak sepenuhnya hidup.

Film ini disebut sebagai remake, tapi lebih tepatnya seperti salinan dari kenangan. Hampir semua dialog dan adegan diambil dari film Ada Apa dengan Cinta?--film yang dulu bukan hanya dianggap sebagai kisah cinta dua remaja, tapi juga semacam napas generasi. Kini, di tahun 2025, kisah itu dihidupkan kembali dengan pencahayaan baru, warna yang lebih hangat, dan sentuhan musikal.

Di atas kertas, ini terdengar menarik: puisi berubah menjadi lagu, kenangan menjadi pementasan. Tapi di layar, hasilnya terasa seperti melangkah di dua dunia: satu penuh nostalgia, satu lagi berusaha modern.

Adegan-adegan awal seperti mengulang mimpi lama. Cinta masih menjadi gadis yang penuh percaya diri dan sedikit angkuh. Rangga masih misterius, sinis, penyendiri yang menulis puisi di sela-sela diamnya. Bedanya, sekarang mereka bernyanyi.

Ya, di film ini, ada momen-momen ketika kata-kata berhenti, lalu musik mengambil alih. Tidak terasa berlebihan, tapi cukup sering untuk membuat kita sadar bahwa ini bukan Ada Apa dengan Cinta? yang lagendaris itu, melainkan sesuatu yang lain. Lagu-lagunya tidak jelek, justru cukup indah. Ada keintiman yang hangat ketika Rangga menyanyi dengan suara yang sedikit serak, seperti seseorang yang menulis surat tapi tak sempat mengirimnya.

Di titik ini saya mulai merasa jauh. Seolah emosi yang dulu mengalir dengan senyap kini terlalu dipoles. Musik mengambil alih perasaan yang seharusnya dibiarkan diam. Dalam versi lama, keheningan antara Rangga dan Cinta adalah lagu itu sendiri. Di sini, hening itu digantikan oleh melodi.

Menyoal akting, ini jadi bagian yang sulit. Karakter Cinta memang bukan peran yang ringan. Ia bukan tokoh yang selalu menyenangkan: egonya besar, perasaannya labil, dan caranya mencintai sering kali menyakiti orang lain tanpa ia sadari. Tapi dulu, kita mencintainya karena Dian Sastro membuat Cinta terasa hidup. Ia keras, tapi juga lembut. Ia keliru, tapi jujur.

Leya, pemeran Cinta dalam versi baru ini, tampak berusaha keras. Tapi mungkin itu masalahnya: terlalu berusaha. Gesturnya, ekspresinya, bahkan intonasi suaranya terasa seperti menirukan. Bukannya menghadirkan Cinta baru, ia seperti menyalin bayangan lama yang sudah terlalu kuat di ingatan penonton. Ada keindahan yang tak bisa diulang, dan film ini seolah lupa pada fakta itu.

El Putra sebagai Rangga sedikit lebih beruntung. Ia tidak sepenuhnya menjadi Nicholas Saputra, meskipun bayangan Rangga yang diperankannya harus diakui, kuat sekali. Di sini, Putra memilih untuk lebih ringan, lebih terbuka, kadang tersenyum kecil di sela kalimatnya. Dan ketika ia bernyanyi, ada kejujuran yang sulit ditolak. Tidak sempurna, tapi hangat.

Beberapa perubahan kecil sebenarnya cukup menarik. Bar yang dulu menjadi tempat Cinta dan teman-temannya menonton musik kini berubah menjadi toko musik kecil; ruang yang lebih sederhana, tapi terasa lebih intim. Konser Pas Band dan Tere kini digantikan dengan penampilan grup baru bernama GFES. Dan ada tambahan kecil di akhir film: adegan singkat yang memperlihatkan Mamet dan Milly di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun