Lihat ke Halaman Asli

HiQudsStory

Content Writer, Full time Blogger

Grebek Glodok Sambut Kepulangan Pawang Koteka

Diperbarui: 7 Oktober 2025   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koteka trip 7 di Candra Naya, dok: Koteka. 

Bukan grebek maulud seperti yang ada di Jogja atau Solo, tapi grebek ini bukan sembarang grebek karena sekaligus menyambut pulang kampungnya pawang Koteka, mbak Gana. Walau bermukim di negara Hitler, mbak Gana rutin memantau kegiatan Koteka via online. 

Kali ini sambil menyelam minum air, mbak Gana ikutan nyebur ke Glodok. Acara Koteka Trip ke 7 ini sebenarnya berlangsung pada bulan Agustus lalu. Serba mendadak, tapi akhirnya bisa berlangsung dengan peserta awalnya sebanyak 10 orang, tapi karena satu dan lain hal menjadi 8 orang. 

Mendarat pukul 10 pagi, mbak Gana sempat mengurusi keperluannya di kantor BAN Dikti dan langsung menuju hotel tempat menginap di kawasan Glodok. Makanya, Koteka Trip 7 ini tidak mengambil rute yang jauh-jauh, cukup blusukan di kawasan Glodok saja yang dekat dengan hotel tempat mbak Gana menginap. 

Setelah pak Sutiono sebagai peserta pertama yang tiba duluan, menyusul saya, lalu mbak Muthiah, dan mbak Ervita. Beberapa menit kemudian tiba pak Taufik, Astro Li dan menyusul mbak Palupi.  Mbak Gana pun sudah kembali segar walau belum sempat tidur dan masih mengalami jet lag. 

Dari Candra Naya hingga blusukan ke Glodok Pecinan

Dari hotel tempat mbak Gana menginap, kami putuskan untuk ke Candra Naya yang gedungnya cuma selemparan kolor aja. Gedung Candra Naya dulunya rumah kediaman keluarga Mayor Khow Kim An, seorang pejabat di masa Hindia Belanda dan bangunannya masih terawat hingga sekarang. 

Di depan gedung Candra Naya. Dok:Koteka.

Bersama mbak Gana, pawang Koteka. Dok: mbak Gana. 

Gedung Candra Naya terdiri dari beberapa ruangan yang kini menjadi ruang pameran. Konon Mayor Khow adalah seorang bangsawan peranakan yang menjadi jembatan kebudayaan antara Belanda dan kaum peranakan. Terdapat berbagai ornamen dan hiasan berbau peninggalan Tionghoa seperti lukisan, aksara dan juga lampion-lampion. 

Salah satu ruang pameran di Candra Naya, dokpri. 

Bagian belakang Candra Naya, dokpri. 

Kolam ikan koi di Candra Naya, dokpri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline