Sebelum membahas persamaan antara Sarah, Ribka dan Rachel, terlebih dahulu kita akan mengetahui siapakah mereka itu. Sarah adalah istri dari Abraham, Ribka istri Ishak dan Rachel adalah istri dari Yakub. Berarti ketiga tokoh wanita ini adalah ibu dari bapa segala bangsa dan semua orang percaya. Jadi bisa disimpulkan bahwa kita semua umat manusia berasal atau lahir dari kandungan ketiga wanita mulia ini.
Umat Kristen dalam doanya sering sebutkan nama Abraham, Ishak dan Yakub. Mengapa demikian? karena mereka adalah bapa segala bangsa dan bapa leluhur bangsa Israel yang penerima perjanjian ilahi, serta menjadi simbol iman yang mendalam kepada Allah. Itulah sebabnyak nama Sarah, Ribka dan Rachel menjadi penting pula dalam sejarah Alkitab.
Yang sangat menarik ternyata ketiga tokoh wanita dalam Alkitab (Sarah, Ribka dan Rachel) ini memiliki kesamaan dalam sejarah hidupnya. Kesamaan apakah yang dimilikinya? Mari kita coba pelajari dengan seksama bagaimana kehidupan mereka.
Sama-sama mandul
Waduh bagaimana nasib dari seorang istri yang mandul, apalagi jika wanita tersebut disebut sebagai ibu dari bapa segala bangsa!!! Tidak mungkin bukan? NAMUN INILAH KENYATAANNYA. Tidak dapat dipungkiri pada zaman sekarang ini, ada banyak pasangan muda yang di kota-kota besar yang memilih untuk tidak memiliki anak. Pilihan untuk tidak memiliki anak jangan dimasukkan dengan kemandulan karena itu merupakan dua hal yang berbeda.
Jika seorang perempuan menjadi istri lalu ternyata mandul, sebagian mata masyarakat modern masih memandang itu sebagai suatu kekurangan. Sebab bagi suami istri, anak adalah anugerah dari sang pencipta. Anak bisa juga diartikan sebagai buah hati dari pasangan suami istri. Oleh karena itu tidak salah apabila semua suami istri sangat bangga jika memiliki anak yang merupakan buah hati kasih sayang mereka. Mereka (suami istri) berani mempertaruhkan seluruh hidupnya karena anaknya.
Fenomena ini menggambarkan bahwa di jaman sekarang saja masih banyak orang menganggap pentingnya sebuah keturunan. Jadi bagaimana nasip dari seorang istri yang mandul? Perempuan yang mandul ribuan tahun yang lalu pada zaman Abraham jelas akan berhadapan dengan tekanan yang jauh lebih berat. Karena perempuan yang mandul dianggap perempuan yang tidak berguna. Jadi merupakan hal yang sangat memalukan di kalangan perempuan yang didiagnosa mandul. Bahkan ada sebagian yang menganggap bahwa kemandulan merupakan suatu kutuk dari Tuhan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana jika Sara, Ribka dan Rachel bisa menjadi ibu dari bapa segala bangsa, sementara mereka mandul. Inilah uniknya kekuasaan, keperkasaan dan kebesaran Tuhan. Allah itu berdaulat atas hidup manusia. Allah bisa melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia. Dalam kitab Kejadian 11 ayat 30 dikatakan "SARA ITU MANDUL". Jika Alkitab sendiri yang berbicara berarti tidak ada yang bisa membantahnya. Inilah pergumulan yang dialami oleh Sara. Tentunya ini merupakan kepedihan, penderitaan dan sekaligus kesengsaraan bagi Sara.
Kepedihan, penderitaan dan kesengsaraan Sara bukan saja berasal dari tetangga sekelilingnya yang secara terang-terangan menghakimi mereka sebagai wanita yang tidak berguna, tetapi juga berasal dari pembantunya sendiri. Dalam Mazmur 90:10 dikatakan, "Masa hidup manusia hanya tujuh puluh tahun dan jika kuat delapan puluh tahun, kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan". Bagaimana dengan Sara yang umurnya sudah mencapai 75 tahun bisa menjadi ibu dari bapa segala bangsa MUSTAHIL BUKAN?
Demikian halnya dengan Ribka istri dari Ishak. Apakah Ribka juga mandul? Dalam Kitab Kejadian 25 ayat 21 dikatakan "Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul. Jika istri didapati mandul, ternyata yang menderita bukan saja istri sendiri tetapi juga suami. Bukti kalau Ishak juga ikut menderita tercermin dari doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.
Ishak merasakan betapa beratnya penderitaan yang dialami oleh Ribka, oleh karena itu Ishak datang pada Tuhan sebagai bentuk cintanya pada Ribka. Ishak ingin meringankan beban yang dipikul oleh istrinya. Beda halnya dengan Abraham, ketika Sara mengalami pergumulan berat Abraham tidak berdoa, tetapi malah menambah persoalan baru dengan mendekati Hagar sehingga Hagar mengandung dari hasil perbuatannya.