Latar belakang
Musik secara historis mengalami perkembangan yang dinamis dan variatif sampai saat ini. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan dan juga eksplorasi dalam ranah musik yang tak dapat dihindari. Perubahan-perubahan dalam musik tersebut memicu perkembangan dan secara otomatis melahirkan warna, bentuk, karakteristik, harmoni, dan nilai-nilai baru. Salah satu hal yang begitu penting dari lahirnya beragam warna dalam skena musik adalah dengan hadirnya musik alternatif yang akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini. Satu hal yang perlu diingat dalam upaya memahami ekosistem musik ialah menyadari bahwa musik tetap dalam ranah yang "abstrak" dan seringkali kita tidak dapat mengklasifikasi maupun mengidentifikasi bentuk, warna, maupun definisi yang absolut dalam musik. Hal ini karena musik tidak memiliki batasan maupun pedoman tertentu yang membuatnya senantiasa cocok dijadikan medium berekspresi.
Bahasan mengenai tema sejarah musik dipilih oleh penulis atas pertimbangan beberapa hal. Pertama, yakni secara pribadi penulis merupakan penikmat musik dan memiliki ketertarikan terhadap wawasan variasi atau aliran musik khususnya seperti pop, rock, punk, metal, dan jenis aliran musik lainnya. Kedua, pembahasan mengenai sejarah musik dirasa kurang dalam segi kuantitas dibandingkan dengan bahasan sejarah lainnya. Hal ini membuat tantangan tersendiri bagi penulis dalam hal mencari sumber sejarah digital yang relevan karena jumlahnya sangat sedikit di internet. Terlebih mengenai bahasan musik alternatif yang istilahnya kurang terlalu diketahui oleh banyak orang. Meskipun begitu, penulis tetap memiliki sumber yang cukup kredibel dalam menyusun tulisan ini. Beberapa di antaranya ialah sumber-sumber jurnal Indonesia dan luar negeri. Jurnal dan buku digital utama berbahasa Indonesia yang penulis temukan ialah jurnal Sejarah Musik 2 yang disusun oleh Dahlan Taher dan buku Sejarah Musik dan Apresiasi Seni dengan penulisnya Sila Widhyatama. Selain itu sumber sejarah digital berbahasa Inggris utama yang penulis dapatkan ialah buku berjudul Music in the Western World: A History in Documents karangan Piero Weiss dan Richard Taruskin serta jurnal berjudul The Influence of Alternative Music on the Lifestyle of University Undergraduates terbitan International Journal of Advanced Research and Review. Di samping sumber-sumber sejarah berbentuk dokumen tersebut, penulis juga memakai sumber lain seperti video, artikel online, cuitan, serta tulisan beberapa pengguna internet terhadap konteks yang berkaitan.
Hadirnya musik alternatif menjadi salah satu faktor lahirnya aliran atau subgenre baru dalam skena musik dewasa kini. Musik alternatif merupakan genre alternatif dari aliran atau genre-genre besar seperti rock, country, pop, R&B, metal, hip-hop, dangdut, dan genre mainstream lainnya. Ini mengakibatkan musik alternatif tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu genre besar tertentu karena tidak "pure" secara karakteristik. Dengan begitu, musik alternatif mendobrak aturan-aturan dalam genre musik besar serta menciptakan subgenre baru yang lebih bebas dan beragam. Hal ini memicu permasalahan utama dalam tulisan ini, yakni apa sebenarmya yang dimaksud dengan musik alternatif dan variasinya, kapan tepatnya aliran musik ini dikenal, bagaimana musik alternatif memberi warna dalam belantika musik dunia, siapa saja tokoh musik yang memakai musik alternatif, dan mengapa musik alternatif mendapat tempat tersendiri dalam hati pendengarnya. Beberapa pertanyaan tersebut nantinya akan menjadi pokok bahasan tulisan ini.
Sebagaimana tulisan berbasis sejarah lainnya, tulisan ini juga menggunakan metode sejarah dalam proses menyusunnya. Terutama tulisan ini menekankan pada aspek verifikasi dan interpretasi, contohnya seperti video yang membahas mengenai musik alternatif dalam kanal Youtube yang berjudul Alternative Rock VS Alternative! What's the Difference? Yang diunggah oleh ARTV. Video ini digunakan oleh penulis untuk menganalisa pendapat pengunggah mengenai konteks yang berkaitan dan membahasnya lebih lanjut secara historis dengan referensi lainnya seperti jurnal dan buku.
Pembahasan
Lahirnya Aliran Alternatif dari Genre Musik Mainstream
Memasuki abad dua puluh, perubahan dalam dunia musik terlihat begitu signifikan. Faktor utama yang memengaruhi hal ini yakni kemajuan dalam bidang sains serta teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini mempercepat perkembangan manusia di segala bidang, termasuk dalam musik. Ditemukannya alat-alat musik, teknik instrument, serta saluran musik baru dalam prosesnya begitu memengaruhi dinamika musik. Hal ini juga menjadikan musik era abad dua puluh disebut sebagai era musik modern. Musik yang sebelumnya hanya bisa dinikmati di ruang konser kemudian dapat diakses kapan pun dan di mana pun atau dengan kata lain musik menjadi bersifat komersil dan melahirkan artis-artis musik sebagai sebuah profesi yang menjanjikan.
Musik, seperti yang kita semua tahu, memiliki beberapa genre utama atau dengan kata lain genre mainstream/ arus utama, yakni jenis musik yang banyak dikenal orang serta wadah para musisi atau band yang bernaung di bawah label industri musik besar. Genre ini mendominasi musik yang dinikmati masyarakat karena terekspos dengan sangat baik. Genre ini meliputi aliran pop, jazz, dangdut, country, blues, rock, metal, dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan dan eksplorasi dalam produksi musik. Muncul band-band yang memproduksi dan mendistribusikan musik secara independen atau yang kemudian kita kenal dengan indie/alternatif/underground. Alternatif sendiri di dalam kamus besar bahasa Inggris legendaris, Merriam Webster, memiliki makna genre musik di luar genre mainstream seperti rock, pop, dll.
Oleh karena itu, musik alternatif yang diproduksi band-band indie dapat diartikan sebagai genre pendamping dari genre musik mainstream besar yang membuat musik alternatif lebih bebas dalam proses aransemen musik dan tidak terikat pada aturan musik genre secara umum. Musik alternatif memungkinkan terciptanya subgenre baru dalam musik yang membuat aliran ini tidak dapat dikelompokkan menjadi ''pure" suatu genre musik tertentu. Yang dapat dijadikan patokan dari musik alternatif ini ialah kecenderungan warna yang lebih dominan terhadap suatu genre tertentu. Misal, musik-musik alternative rock yakni genre musik yang didominasi oleh gaya musik rock tetapi diberikan misal sentuhan musik elektronik atau warna heavy metal sehingga tidak lagi murni sebagai musik rock. Melansir jurnal sebagai salah satu sumber dari tulisan ini "Alternative music is an umbrella term used to describe music that is not played in mainstream radio or consumed by the mainstream audience, or whose music does not fall into any other genre."
Akar dari musik alternatif yakni terjadi pada akhir tahun 1960-an. Dengan band-band besarnya seperti The Velvet Underground, MC5, Iggy and the Stooges, The Silver Apples, dan banyak lagi. Band-band ini mencampurkan seni dan intelektualismenya dalam meramu sebuah ''counterculture" dari rock and roll. Tren musik alternatif pun berlanjut sepanjang tahun 1970-an dengan band-band ternamanya yakni T-Rex, Kraftwek, Television, The New York Dolls, dll. Dengan berjalannya waktu, musik alternatif semakin digemari terutama pada era tahun 90-an. Hal ini cenderung mengantarkan musik alternatif terkesan mengikut jejak budaya populer. Namun begitu, pelaku musik alternatif tetap teguh dalam berkreasi musik secara independen dengan semangat dan intelektualisme khas alternatif yakni terbuka dan peka terhadap perkembangan. Sejak tahun 1985, istilah indie tidak lagi didefinisikan sebagai rekaman yang didistribusikan secara independen, tetapi bergeser menjadi sebutan untuk genre atau kelompok subgenre tertentu.