Alternatif  Rock dan Lika-Liku Transformasi Genre Para Pelaku Musik
Hadirnya musik alternatif melahirkan aliran dan subgenre baru. Musik alternatif memiliki beberapa jenis pula tergantung dengan kecondongan gaya musiknya terhadap genre musik utama, seperti contohnya pop alternatif, rock alternatif, metal alternatif, dangdut alternatif, country alternatif, dan masih banyak lagi. Aliran-aliran tersebut juga kemudian memiliki subgenre yang tidak sedikit. Contohnya seperti rock alternatif, ia memiliki subkultur seperti grunge, post grunge, britpop, dreampop, emo, gothic rock, noise pop, dan lainnya. Rock alternatif memiliki kecondongan gaya musik ke arah rock tetapi tidak sepenuhnya berkarakteristik rock. Rock sendiri sering didefinisikan  sebagai sebutan untuk musik-musik yang keras yang direkam pada tahun 1950---1960-an.Â
Istilah rock atau rock and roll mulanya dipopulerkan oleh seorang DJ dari Cleveland bernama Alan Freed yang didapat dari lagu berjudul My Baby Rocks Me with a Steady Roll. Karakteristik rock umumnya memiliki aksen yang kuat pada ketukan ringan, lead guitar, gitar bas, musik yang cepat, dan memiliki lirik yang sederhana dan kadang mengandung kata-kata yang kurang penting serta jeritan vokalis. Beberapa band yang beraliran rock terkenal ialah seperti The Beatles, The Rolling Stone, the Kinks, dll.Â
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki band yang mempelopori genre ini yakni Koes Bersaudara atau Koes Plus. Rock juga memiliki berbagai cabang selain alternatif rock yakni seperti progresive rock, hard rock, punk rock, glam rock, dll. Alternatif rock muncul sekitar tahun 1980-an, alternatif rock dipengaruhi oleh punk rock, hal ini dapat dilihat dari pernyataan dalam sebuah video dari Youtube ''alternative rock is a sub-genre that was born out out the early 80s and music that was perhaps influenced by punk rock but felt more grounded in its guitar centric".Â
Sepanjang sejarahnya, rok alternatif dikenal atas penolakannya terhadap berbagai macam budaya arus utama serta komersialisasinya. Meskipun pada prosesnya, beberapa seniman rok alternatif mendapat popularitas yang setara dengan kesuksesan arus utama. Grup-grup rok alternatif biasanya bermain di grup kecil, merekam karyanya secara independen, dan menyebarkannya dari mulut ke mulut. Dibandingkan dengan rock yang menjadi arus utama selama tahun 1970-an, rok alternatif cenderung menekankan pada liriknya yang timbul dari keresahan-keresahan mereka terhadap lingkungan, masalah psikologis, serta ketegangan sosial ekonomi sebagai respons dari realitas di Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1980---1990-an. Salah satu seniman pendahulu rock alternatif ialah The Velvet Underground (1967) yang memengaruhi banyak grup rock alternatif setelahnya.
Pada akhir tahun 80-an, kancah musik alternatif di Amerika mulai ramai diisi oleh musik alternatif dengan banyak warna dan gaya. Mulai dari industrial rock, pop alternatif, noise rock, dll. Pada saat yang sama, mucul juga subkultur grunge yang memiliki karakteristik suara gitar yang seram dan sinkronisasi antara heavy metal dengan punk rock. Grunge sendiri sebenarnya merupakan konsumsi komunitas lokal di Barat Laut Amerika Serikat, yakni Seattle. Grunge memiliki memiliki arti kumuh atau kotor. Namun, aliran musik ini begitu diminati para penikmat musik alternatif. Subkultur grunge umumnya identik dengan kesadaran mereka yang kritis dan penolakan mereka terhadap kapitalisme. Hal ini menempatkan mereka pada posisi yang bebas dalam menumpahkan idealisme, cinta, atau kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap lingkungan, politik, ekonomi, cinta ke dalam karya seni. Ciri lain dari subkultur ini juga ialah penolakan mereka terhadap kemapanan dalam industri musik kapitalis. Contoh seniman aliran grunge fenomenal ialah Nirvana, sedangkan di Indonesia juga ada band Navicula yang identik dengan semangat perlawanan.
Transformasi dan perkembangan genre kemudian mendukung para musisi untuk melakukan eksplorasi atau mengubah genre musik mereka dari sebelumnya. Â Perubahan genre ini merupakan hal yang lumrah dilakukan para musisi dan disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor internal band maupun faktor eksternal lain. Contohnya seperti grup band Paramore yang beraliran musik pop punk dengan sentuhan emo di tahun 2000-an, rilisnya album self-titled mereka tahun 2013 memperlihatkan perubahan mereka dari karakter emo dan pop punk ke alternative rock dan hal ini semakin diperkuat dengan keluarnya album Hard Feeling. Hal ini dirasakan pula pada dinamika genre yang dibawakan oleh band Bring Me the Horizon yang semula beraliran metalcore yang pada perkembangannya lebih cocok dimasukkan ke kategori alternatif rock. Begitu pun dengan grup band favorit penulis yakni Linkin Park yang mengubah style musiknya dari nuansa nu metal ke alternatif rock dengan dirilisnya Minutes to Midnight tahun 2007.
Kesimpulan
Musik Alternatif merupakan aliran pendamping dari genre arus utama atau mainstream yang diproduksi di bawah label-label industri musik besar. Musik alternatif atau dikenal juga dengan istilah indie untuk proses produksi rekaman mereka yang dilakukan secara independen, memberikan kesempatan besar bagi para musisi untuk bebas berkarya tanpa tuntutan pasar. Hal ini dapat dilihat dari para penikmat musik aliran ini yang cukup terbatas dan mendapat tempat di hati para penggemar musik underground ini. Aliran musik alternatif memberi wadah untuk para seniman mengeksplorasi warna musik dan mengkreasikannya tanpna aturan-aturan yang ketat seperti genre mainstream. Hal ini mengantarkan skena musik yang semakin kaya dengan warna seperti genre, subgenre, subkultur, dan lain sebagainya. Musik alternatif muncul dengan banyak subkultur baru sesuai dengan gaya musiknya yang memiliki kecondongan mana terhadap genre arus utama. Contohnya seperti alternatif rock, alternatif pop, alternatif metal, dll.
Aliran alternatif rock contohnya, dipelopori oleh The Velvet Underground (1967) yang memengaruhi banyak grup rok alternatif setelahnya. Â Pada akhir tahun 80-an, kancah musik alternatif di Amerika mulai ramai diisi oleh musik alternatif dengan banyak warna dan gaya. Mulai dari industrial rock, pop alternatif, noise rock, dll. Pada saat yang sama, mucul dan populer juga subkultur alternatif rock yaitu grunge dengan musisi terkenalnya yaitu Nirvana yang memiliki karakteristik suara gitar yang seram dan sinkronisasi antara heavy metal dengan punk rock. Grunge sangat digilai penikmat musik muda karena karyanya menunjukkan semangat kebebasan, cinta, penolakan terhadap kapitalisme, dan pandangan kritis terhadap lingkungan, sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya yang dinilai cukup relate dengan jiwa anak muda. Pada akhirnya musik bukan hanya sekadar sebuah hiburan belaka, tetapi menjadi sebuah life style bagi para penikmatnya.
Musik alternatif pada prinsipnya merangkul para seniman untuk mengkreasikan cabang berbagai genre atau subgenre. Hal ini jelas memberikan wadah untuk lahirnya warna dan style musik baru yang kini jumlahnya mungkin sangat banyak. Beberapa seniman alternatif musik dewasa ini contohnya seperti;rok  alternatif: Radiohead, Coldplay, alternatif metal: Linkin Park, Slipknot, Korn, Alternatif Folk: Bon Iver, Sufjan Stevens, dan masih banyak lagi. Seniman-seniman musik pada prosesnya lumrah dalam hal mengubah genre bermusik mereka dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena faktor internal maupun faktor eksternal seniman sendiri. Sederhananya, dengan lahirnya musik alternatif, warna dalam belantika musik dunia semakin ragam dan memungkinkan para seniman untuk bereksperimen dalam memproduksi karya mereka.