Pengenalan
Detective Conan: Countdown to Heaven (名探偵コナン 天国へのカウントダウン) adalah film ke-5 dari seri film layar lebar yang diangkat dari seri anime dan manga Detektif Conan yang rilis pada 21 April 2001.
Sinopsis
Cerita dimulai dari saat Conan dan kelompok detektif cilik berkemah dan mengunjungi acara sebelum pembukaan gedung kembar baru. Di gedung itu ada banyak peralatan elektronik baru seperti game dan bahkan sebuah peramal bertenaga kecerdasan buatan yang dapat meramal wajah seseorang dalam 10 tahun kedepan. Jelas saja kelompok detektif cilik ingin mencobanya dan mereka memaksa Conan dan Ai untuk ikut mencobanya, namun untungnya alat itu kemudian rusak saat menganalisa wajah Conan dan Ai.
Masalah utama adalah Ai nampaknya menghubungi seseorang dan membuat profesor Agasa dan Conan mencurigainya. Apalagi Gin dan Vodka, anggota kelompok dan orang-orang yang membuat Conan dan Ai menyusut ada disana dan merencanakan berbagai teror, seperti pembunuhan dan pemboman yang mengakibatkan kebakaran hebat.
Fakta Unik
Film ke-5 dari serial Detective Conan, berjudul Countdown to Heaven, menghadirkan berbagai elemen menarik yang menggabungkan teknologi yang berperan dalam perkembangan zaman. Berikut adalah beberapa fakta uniknya:
1. Tokiwa Group di Dunia Nyata
Dalam film ini, Tokiwa Software digambarkan sebagai perusahaan teknologi yang terlibat dalam pengembangan sistem pada gedung kembar Nishitamashi. Menariknya, di dunia nyata ada perusahaan bernama Tokiwa Group yang beroperasi di bidang industri dan telah berdiri sejak 1961. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang, termasuk manufaktur dan teknologi. Walaupun tidak secara langsung berhubungan dengan cerita dalam film, kemiripan nama ini menjadi sebuah kebetulan yang menarik. (Referensi: tokiwa-group).
2. Kecerdasan Buatan dan Peramalan Wajah
Pada film ini ditampilkan konsep kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI), yang digunakan dalam peramalan wajah. Teknologi AI ini bekerja dengan menganalisis perubahan wajah seseorang berdasarkan tren penuaan dan karakteristik fisiologis. Dalam dunia nyata, teknologi seperti ini telah dikembangkan oleh beberapa perusahaan, seperti Amazon dengan Rekognisi, dan berbagai lembaga riset yang berfokus pada forensic age progression. Salah satu aplikasi nyata dari teknologi ini adalah dalam kasus pencarian orang hilang, di mana foto anak yang hilang bisa diprediksi seperti apa rupanya setelah beberapa tahun.Bahkan fitur ini sempat viral di tiktok dan aplikasi kamera.