Pada tahun 2004, saya berkeliling di provinsi Riau karena mendapat tugas dalam rangka urusan politik. Itulah pertama kali saya menginjakkan kaki di provinsi tersebut. Dalam bayangan saya, Riau masih memiliki hutan lebat yang eksotis, penuh dengan keanekaragaman hayati.
Selama berada di provinsi Riau, saya berkunjung dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya. Dalam organisasi, saya adalah salah satu pimpinan dari pusat, maka lazimnya pengurus di daerah selalu mendampingi dan mengantar saya. Mereka menggunakan mobil pribadi untuk melayani saya.
Seorang pengurus daerah yang juga menjadi pengusaha, sering menemani saya berkeliling. Dia begitu ramah dan royal dalam melayani saya, semua pengeluaran dia yang menanggung. Karena itu, saya pun senang diantar oleh dia.
Perkebunan sawit
Pada suatu hari, dia mengantar saya ke kabupaten lainnya. Di perjalanan saya melihat truk-truk besar yang mengangkut kayu gelondongan dari hutan. Kami juga melintas di pinggir hutan yang sedang ditebangi. Saya kaget melihat hutan yang menjadi gundul akibat penebangan tersebut.
"Kok hutannya digunduli?" tanya saya cemas.
"Iya mbak, itu lahan hutan lagi dibuka, mau dibikin perkebunan kelapa sawit," jawabnya ringan, seakan itu adalah masalah sepele.
"Lho, bukannya masih banyak binatang yang hidup di dalam hutan?"
"Ya, binatang-binatang itu digiring ke tempat lain. Kalau nggak mau, terpaksa di tembak."
Astaghfirullah, saya istighfar dalam hati. Betapa serakahnya manusia, sehingga tak segan-segan berbuat kejam pada makhluk hidup yang lain.