Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Renjanaku (13) Martha, You Are The Reason

4 Oktober 2025   16:05 Diperbarui: 4 Oktober 2025   16:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://asset-2.tribunnews.com/prohaba/foto/bank/images/ilustrasi-jatuh-cinta.jpg

"Martha mau cowo itu mengerti apa yang diinginkan seorang cewe, walaupun cewe tersebut tidak menyatakannya secara eksplisit."


Minggu pagi itu Martha duduk di balkon apartemennya yang asri. Matanya menerawang ke arah kolam renang dengan tatapan mata kosong. Sesekali ia menguk kopinya sambil menghela nafas panjang. Ia sedang mengevaluasi perjalanan hidupnya.

Pertemuannya kembali dengan Ricky membuat perubahan besar dalam hidupnya. Di bidang pekerjaan maupun asmara. Kegagalan kontrak penjualan dengan Ricky dan paparan Ricky soal apa yang terjadi dan "trik-trik" perusahaannya membuatnya berpikir ulang. Apalagi dua tahun terakhir ini ia ditarik ke Head-Office membuat pekerjaannya semakin berat karena harus mengurusi semua anak perusahaan.

Ia harus menjadi bumper, filter dan perpanjangan tangan anak perusahaan dengan Kantor Pusat. Dan bukan itu saja, Kantor Pusat selalu berusaha membuat anak-anak Perusahaan baru, yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan bisnis utama mereka. Hal ini tentu saja membuat Martha dan timnya harus jungkir-balik mempersiapkan segala sesuatunya.

Sebenarnya ada beberapa kali "Head-Hunter" dan temannya menawarkan posisi yang bagus di perusahaan lain. Kalau dulu ia sering menolaknya, tapi sekarang ia akan mengambil kesempatan itu.

Dengan dimulainya operasional tambang batu bara di Kalimantan, Martha dan timnya mendapat bonus yang besar dari Perusahaan. Baginya pribadi, bonus yang didapatnya ternyata jauh lebih besar dari yang diharapkan. Namun itu tidak mengobah pendiriannya. Ia ingin berhenti sekarang juga.

Dua minggu setelah menerima bonus, Martha resign. Ia meninggalkan perusahaan itu selamanya. Bukan hanya karena faktor Ricky semata, tetapi juga karena masalah prinsip. Seperti hubungan asmara, perusahaan juga harus punya konsep dan prinsip yang jelas. Setia dan fokus pada bisnis utama.

Konsep Tuhan ternyata berbeda dengan konsep manusia. Pengalaman yang kurang menyenangkan punya tujuan tertentu buat manusia dan itu sangat dirasakan oleh Martha.

Bekerja multi tasking dan Jungkir-balik mengurusi berbagai anak perusahaan di tempat kerja yang lama, membuatnya lebih tangguh dan bijaksana. Di tempat yang baru, selain gaji yang lebih tinggi, Martha merasa pekerjaan yang diurusnya lebih nyaman.

Kini ia merasa "Kurang kerjaan" karena dulu terbiasa lembur. Terkadang harus bekerja dengan laptop ketika berada di mobil, di kereta bahkan di pesawat karena dikejar deadline pekerjaan.
Bekerja multi tasking dengan beban pekerjaan yang terkadang overload memaksa Martha harus bisa bekerja cepat dan efisien.

Bos baru kaget dengan kemampuan dan kecepatan Martha bekerja. Hal-hal yang mereka bahas ketika rapat di siang hari, eh besok pagi, summary beserta brief usulan Martha sudah tersedia di meja bos. Bos jadinya senang dan sayang kepada Martha, dan merasa tak rugi merekrutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun