Lihat ke Halaman Asli

Eko Setyo Budi

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Budaya

Tradisi Budidaya Udang Windu Sidoarjo Menggunakan Sistem Polikultur dan Air Pasang Surut

Diperbarui: 27 Agustus 2025   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Udang WIndu | Dok. YKAN via Kompas.com


150 Tahun Kebih Budidaya Udang Windu Konvensional di Sidoarjo

Perairan tambak tradisional sejak jaman dahulu dialiri oleh anak sungai kali Brantas yang membawa sedimen cukup tinggi, yang membawa mineral, partikel dan sedimen cukup tinggi yang menyebabkan pendangkalan di muara/pantai. Hal ini akan mengurangi masuknya air laut pada saat pasang. Dengan demikian adanya kejadian alam tersebut maka pemilik tambak melakukan pengerukan pada caren (kolong) tambak maupun kanal setiap tahun pada bulan Oktober.

Petani tambak Sidoarjo merupakan kelompok budidaya tradisional secara turun menurun dari warisan nenek moyang lebih 150 tahun yang lalu dengan luas lahan disepanjang  73 KM pantai timur Kabupaten Sidoarjo atau total luas 15.539 ha terdiri 8 (delapan) kecamatan:

1. Kecamatan Waru

2. Kecamatan Sedati

3. Kecamatan Buduran

4. Kecematan Sidoarjo Kota

5. Kecamatan Candi

6. Kecamatan Tanggulangin

7. Kecamatan Porong, dan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline